Saturday, June 25, 2011

HUJAN BULAN JUNI


                                                                   By. Sapardi Djoko Damono

Tak ada yg lebih tabah
Dari hujan Bulan Juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon berbunga itu

Tak ada yg lebih bijak

Dari hujan Bulan Juni
Dihapusnya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu itu

Tak ada yg lebih arif

Dari hujan Bulan Juni
Dibiarkannya yg tak terucapkan
Diserap akar pohon bunga itu.

Pertama kali membaca puisi ini pada jaman kuliah dulu tahun 2006, pas hujan turun di Bulan Juni pula. Waktu itu lagi gak ada mata kuliah dan teman-temanku entah ke mana (lupa kejadiannya kok saya bisa sendiri sih), jadi pilihanku nongkrong di perpustakaan saja. Setelah membolak-balik lembaran-lembaran beberapa novel yang telah kupilih, sepertinya tidak ada yang menarik. Akhirnya kukembalikan saja novel-novel itu ke tempat semula. Kemudian, kuteliti lagi satu persatu judul-judul buku yang tersedia pada rak buku Sastra. Sebuah buku yang sudah agak usang yang menarik perhatianku karena ada tulisan Bulan Juninya (Kan saya lahir di Bulan Juni). Judul Buku itu sama dengan Puisi ini HUJAN BULAN JUNI. Hmm...menarik, sekarang lagi hujan, baru ingat tadi menunda pulang gara-gara hujan. Oh ya sekarang juga Bulan Juni. Judulnya saja sudah menarik, saya ingin membacanya. Entah saya menemukan puisi ini di halaman berapa (lupa juga). Setelah membaca isinya, ternyata isinya membuatku jatuh cintrong. Oh My God...puisi ini gue banget (hehe, sok bijak).  I ❤ it so much. Saya menyalinnya di selembar kertas kecil dan masih menyimpan kertas kecil itu hingga kini di dompet.

Hari ini hujan pertama di Bulan Juni tahun ini. Hujan gerimis, lembut seperti tirai sutra. Hmm...the sweet rain caressed my face tonight. 

1 comment: