Kemarin secara
tidak sengaja saya bertemu dengan atasan saya di salah satu bank. Saat itu kami
semua para guru memang disibukkan dengan pengurusan berkas sertifikasi termasuk
pengurusan surat keterangan dari bank.
Saat akan meninggalkan bank atasan saya itu meminta tolong dipinjamkan
uang seribu rupiah untuk bayar parkir. Saya pun membuka dompet dan mengambil
uang lembaran 10 ribu. Namun atasan saya itu menolak karena yang ia butuhkan
uang kecil. Dengan sangat sungkan saya merogoh uang recehan 2 koin lima ratus
dari kantong tas saya. Sebenarnya saya agak risih, masa buat atasan, orang yang
saya hormati, saya harus menyerahkan uang koin. Lagi pula apabila beliau
mengambil uang yang sepuluh ribu itu, saya ikhlas kok walaupun nanti tidak
dikembalikan. Namun, beliau berkata, “ tidak apa-apa yang itu saja”. Ya saya pun
menyerahkannya.
Tadi pagi di
tempat kerja, saya bertemu lagi dengan atasan saya itu. Beliau lalu menyapa
saya, dan saya membalasnya hanya dengan senyum. Beliau langsung berkata, “Oh
iya, ada utangku di’?” Dengan segera saya membalas, “tidak usah pak, saya
ikhlas kok?” Tapi beliau tetap merogoh sakunya dan mengeluarkan satu persatu
lembaran uang lima puluh ribuan dan seratus ribuan sambil berkata, “wah, saya
tidak punya uang kecil.” Teman saya yang lain ikut berkomentar, “uang gede juga
gak apa-apa, kan bisa dibagi-bagi ke yang lain.” Dan saya tetap
bersikeras berkata, “tidak usah pak….” (tidak usah sedikit. Hehehh). Atasan
saya itu dengan cepat menyerahkan selembar uang sambil berkata, “tidak boleh
begitu. Nanti hal ini akan menghalangi saya masuk surga.” Mau tidak mau saya
harus menerima selembar uang seribu tersebut, padahal sumpah demi Allah saya
ikhlas.
HUTANG. Saya
yakin hampir semua orang di dunia ini pernah berhutang. Ada yang berhutang seratus
rupiah hingga yang jumlahnya milyaran rupiah. Berhutang dapat menjadi
penyelamat dalam hidup kita. Namun perlu diingat bahwa berhutang tidaklah
dianjurkan dalam agama Islam. Hutang bisa menimbulkan riba. Dan Ketika kita
berhutang terkadang kita lupa, atau terkadang kita pura-pura lupa membayarnya. Rasulullah
pernah menolak menshalatkan jenasah yang diketahui masih meninggalkan hutang
dan tidak meninggalkan harta untuk membayarnya. Orang yang mati syahid pun akan
diampuni semua dosanya, kecuali hutangnya.
Saya segera
tersadar bahwa tindakan atasan saya itu benar.
Meskipun saya berkata ikhlas, beliau tetap berhati-hati dalam hal
hutang. Berhutang satu rupiah pun kita harus segera membayarnya ketika telah
dicukupkan rezeki untuk membayarnya. Jangan sampai kita sudah berusaha
melakukan amalan-amalan yang baik, namun tanpa disadari terhalang oleh hutang.
No comments:
Post a Comment