Memulai untuk membuka usaha bukanlah hal yang
mudah untuk dilakukan apalagi bagi para pemula. Banyak hal yang mesti
dipertimbangkan seperti contohnya jenis usaha apa yang cocok/ sesuai dengan
bakat dan minat yang dimiliki, modal, lokasi usaha, dan sebagainya.
Kali ini saya akan bercerita tentang bagaimana
kami memulai membuka bisnis atau usaha Toko ATK, Jual Pulsa, Fotocopy, print,
edit/cetak foto, cetak undangan, Jasa
Fotografy dan videografy, sampai dengan menjadi Agen BRILINK. Semua itu tidak serta merta kami buka secara
bersamaan tapi butuh proses tahap demi tahap dan melewati jatuh bangun…untung
rugi.
Saya adalah seorang guru yang super sibuk kala
itu…sibuk karena berangkat kerja di pagi hari dan pulang di malam hari.
Sebenarnya pada saat sebelum menikah, saya pun sempat kepikiran untuk mulai
membuka toko kecil-kecilan di rumah. Akan tetapi, terkendala oleh masalah waktu
dan berpikir siapa yang akan jaga toko nantinya. Setelah menikah, saya dan
suami memantapkan niat membuka usaha di rumah. Saat itu suami saya pun adalah
seorang staf administrasi di salah satu pesantren di Kabupaten Gowa. Sang suami
pun berangkat pagi pulang sore. Selain itu, sang suami juga punya profesi
sampingan sebagai fotografer dan videographer. Tetapi, sesibuk-sibuknya…kami tetap
pada pendirian kami untuk membuka usaha bersama di tahun 2015.
Hal yang pertama kami pikirkan adalah jenis usaha
yang akan kami buka. Sesuai dengan cita-cita awal saya sedari sebelum menikah
yaitu membuka toko alat tulis kantor. Mengapa kami ingin membuka jenis usaha
ini? Karena lokasi rumah orang tua saya yang saat ini kami tempati berada di
pinggir jalan poros dan berdekatan dengan sekolah. Target utama kami tentunya
adalah anak-anak sekolahan dan orang-orang yang lalu lalang di sekitar Jalan
Poros Limbung kabupaten Gowa.
Hal yang kedua kami lakukan adalah menyediakan
tempat usaha. Sebelum menikah, saya memang sudah mempersiapkan tempatnya, namun
karena kendala modal jadi saya belum sempat menyelesaikan. Tepat di depan kamar
tidur paling depan (Kamarnya mama dan bapak) sudah di beri dinding kiri dan
kanan dan sudah diberi atap dan lantai dengan ukurang 3,5 x 4 meter. Jadi yang
tersisa adalah pengerjaan pintu ruko. Karena bapak juga punya usaha las
listrik, jadi bapak lah yang membuatkan pintu ruko dari besi dengan modal dari
kami dan sedikit dibantu oleh bapak. Begitu pintu ruko sudah beres, suami
mengajak serta sepupunya untuk mengerjakan pengecatan. Kamar tidur kami semula
ada di lantai dua. Karena kami akan buka toko, mama dan bapak rela tukaran
kamar dengan kami. Demi memudahkan kami untuk mengontrol toko. Kamar tidur kami
jadinya tepat di belakang toko dan sudah ada pintu yang langsung terhubung
dengan toko.
Yang ketiga, kami mempersiapkan beberapa property
untuk melengkapi toko kami dengan memesan lemari etalase. Karena kami baru memulai
jadi kami hanya memesan satu buah lemari etalase untuk pulsa, voucher &
kartu perdana yang harganya 750 ribu
rupiah dan sebuah lemari etalase untuk barang-barang ATK yang ukuran panjangnya
2 meter dan tinggi satu meter lebih dengan harga dua juta rupiah. Kami
memanfaatkan meja kerja yang ada di rumah. Dan juga bermodalkan sebuah komputer
milik suami yang diboyong langsung dari rumah mertua. Komputer itu bisa kami
manfaatkan untu menerima print, cetak foto….dan tentunya untuk pekerjaan utama
suami edit foto dan video.
Yang keempat, kami membuat daftar list belanjaan.
Kami memilih untuk berbelanja di Toko Agung Makassar karena menurut kami di
sanalah toko ATK yang terlengkap di Makassar. Karena modal yang sudah tidak
banyak lagi, alhasil kami harus memilah-milah yang penting-penting dulu,
barang-barang yang menjadi kebutuhan utama anak sekolahan. Saya masih mengingat
belanjaan saya hari itu totalnya hanya sekitar 1,5 juta lebih. Memang sih
jumlahnya sangat sedikit dibandingkan dengan toko-toko ATK lainnya yang sudah
bertebaran di mana-mana. Tetapi, tak apalah…sedikit demi sedikit kan lama-lama
menjadi bukit.
Dan yang selanjutnya adalah penataan toko.
Masalah penataan, saya serahkan sepenuhnya pada sang suami karena dialah
ahinya, selain itu kan dia juga kan yang ngangkat-ngangkat dan dorong-dorong
lemari. Hehehhhh…waktu itu sih masih leluasa menata karena belum begitu banyak
barang. Kami menaruh sebuah sofa dan televisi di toko supaya betah jaga toko.
Alhamdulillah tanggal 1 Maret 2015 bertepatan
dengan ulang tahun suami yang ke 32, kami secara resmi membuka toko ATK dan
counter pulsa. Kami pun mengadakan syukuran kecil-kecilan dengan mengundang
beberapa kerabat dekat.
Januari 2017, salah satu kerabat suami sebut saja
‘Ahmad’ (samara) datang ke toko dan menawarkan untuk mengembangkan bisnis
dengan membeli mesin fotocopy. Saat itu saya menolak dengan alasan belum cukup
modal. Saya punya tabungan tetapi tidak akan cukup untuk membeli sebuah mesin
fotocopy. Harga yang ditawarkan pada saat itu dalah 18,5 juta. Suami pun
berulang kali membujuk untuk beli saja. Si Ahmad semakin sering datang dan
berusaha meyakinkan kami. Ya…si ahmad memang bekerja pada salah satu supplier
mesin fotocopy yang ada di Makassar dan dia juga merupakan teknisinya. Setelah
beberapa hari berpikir dan mengumpulkan keberanian untuk meminjam dana dari
seorang teman, finally saya memutuskan untuk membeli satu unit mesin fotocopy. Tidak
cukup dengan modal 18,5 juta, kami pun memutuskan untuk membeli beberapa alat
penunjang usaha fotocopy seperti mesin laminating seharga 450ribu, pemotong
kertas dengan harga seratus ribu-an dan
stapler untuk jilid seharga 75 ribu. Kami juga berbelanja item penting seperti
kertas, plastic laminating, dan sebagainya. Usaha fotocopy memang tidak selalu
berjalan mulus. Terkadang kami menghadapi kendala mesin error atau rusak. Tak
jarang kami harus menelpon supplier kami untuk datang ke toko menangani
permasalahan di mesin fotocopynya. Btw, si Ahmad sudah resign dari tempat
kerjanya di supplier mesin fotocopy dan berpindah domisili ke kota lain.
Pertengahan tahun 2017, saya pun ditawarkan oleh
adik ipar saya yang bekerja di Bank BRI untuk menjadi Agen Brilink. Saya
pun awalnya menolak dengan alasan tidak
ada modal. Hutang kami yang lalu ketika membeli mesin fotocopy belum juga
lunas. Nah, modal dari mana kira-kira? Pinjam di bank? NO WAY!!!!! Berusaha sebisa
mungkin terhindar dari hutang bank. Banyak yang mengatakan usaha akan sulit
maju tanpa pinjaman modal dari bank. Akan tetapi, bagi saya…Insya Allah semua
akan dimudahkan oleh Allah asalkan kita berjalan di jalur yang benar. Hari itu
adik ipar saya datang bersama seorang mantri…pikirku hanya datang sekedar
ngobrol dan ngopi-ngopi. Ternyata, pada saat itu kami sudah di survey dan pak
suami sudah menyerahkan beberapa berkas seperti fotocopy buku rekening dan KTP…dan
juga sudah mengisi formulir pengajuan untuk menjadi Agen Brilink. Saya panik
lah… duh…gimana nih…nggak ada modal….gimana kalau nggak dapat nasabah. Awalnya
berpikir macam-macam yang serba negative. Seminggu lebih kemudian sejak hari di
survey, pak mantri datang membawa mesin EDC tanpa menjelaskan gimana cara
menggunakannya. Bingung kan! Bahkan sekedar menyalakan dan mematikannya pun
kami belum tahu. Terima kasih kepada Om google dan Mbak You Tube. Dari sanalah
kami tau langkah-langkah cara penggunaannya. Kami sempat menyimpan mesin EDCnya
selama hampir sebulan di dalam lemari tanpa diapa-apakan karena kendala modal
dan belum menguasai penggunaan mesin.
Bulan Juni sebelum Idul Fitri, dengan modal saldo
satu juta, kami mulai menerima transaksi.
Nasabah pertama kami datang karena pada saat sedang antri di bank, dia
ditawarkan oleh adik ipar saya untuk transfer di agen brilink saja, di tempat
kami. Alhamdulillah…transaksi pertama kami transfer sesama BRI sebesar 800ribu
rupiah. Alhasil, kami pun buru-buru kembali ke bank untuk menyetorkan uangnya. Kami
terus berpikir bagaimana cara menambah modal tanpa harus menambah hutang. Kami
pun memanfaatkan penghasilan dari toko sebagai modal penghasilan dari barang
ATK, fotocopy dan pulsa. Supaya tidak
tercampur aduk, saya membuat catatan tersendiri masing-masing modal yang saya
gunakan, misalnya modal dari dana ATK satu juta rupiah, modal dari dana
fotocopy 300ribu rupiah, modal dari dana pulsa 200ribu rupiah.
Banyak suka duka yang sudah kami alami sejak
membuka bisnis ini. Melewati masa-masa panen
yaitu pergantian tahun ajaran baru. Alhamdulillah…kami bisa memperoleh
banyak keuntungan dari hasil cetak pas foto, fotocopy, dan penjualan ATK.
Adapun masa-masa krisis yaitu ketika mesin fotocopy, printer dan computer rusak
secara bersamaan. Maka, kami pun butuh dana extra untuk biaya service. Meski
saya sudah menyisihkan sedikit untuk biaya tak terduga, tetap saja masalah
seperti ini bisa bikin sakit kepala karena usaha bisa lumpuh dalam beberapa
hari.
Sebuah usaha tidak akan berhasil apabila tidak
dimulai. Jatuh bangun dalam usaha itu sudah pasti ada. Akan tetapi, selalu ada
hikmah dibaliknya. Jadi jangan takut untuk memulai sesuatu yang baru. Karena kalau
sudah terjun di dalamnya, seringkali kita malah keasyikan menjalaninya. Semoga setiap
usaha yang sedang kita jalankan bisa membawa berkah. Aamiin…ya rabbal alamin…..