Wednesday, April 3, 2013

Hutang Seribu Rupiah



Kemarin secara tidak sengaja saya bertemu dengan atasan saya di salah satu bank. Saat itu kami semua para guru memang disibukkan dengan pengurusan berkas sertifikasi termasuk pengurusan surat keterangan dari bank.  Saat akan meninggalkan bank atasan saya itu meminta tolong dipinjamkan uang seribu rupiah untuk bayar parkir. Saya pun membuka dompet dan mengambil uang lembaran 10 ribu. Namun atasan saya itu menolak karena yang ia butuhkan uang kecil. Dengan sangat sungkan saya merogoh uang recehan 2 koin lima ratus dari kantong tas saya. Sebenarnya saya agak risih, masa buat atasan, orang yang saya hormati, saya harus menyerahkan uang koin. Lagi pula apabila beliau mengambil uang yang sepuluh ribu itu, saya ikhlas kok walaupun nanti tidak dikembalikan. Namun, beliau berkata, “ tidak apa-apa yang itu saja”. Ya saya pun menyerahkannya.

Tadi pagi di tempat kerja, saya bertemu lagi dengan atasan saya itu. Beliau lalu menyapa saya, dan saya membalasnya hanya dengan senyum. Beliau langsung berkata, “Oh iya, ada utangku di’?” Dengan segera saya membalas, “tidak usah pak, saya ikhlas kok?” Tapi beliau tetap merogoh sakunya dan mengeluarkan satu persatu lembaran uang lima puluh ribuan dan seratus ribuan sambil berkata, “wah, saya tidak punya uang kecil.” Teman saya yang lain ikut berkomentar, “uang gede juga gak apa-apa, kan bisa dibagi-bagi ke yang lain.” Dan saya tetap bersikeras berkata, “tidak usah pak….” (tidak usah sedikit. Hehehh). Atasan saya itu dengan cepat menyerahkan selembar uang sambil berkata, “tidak boleh begitu. Nanti hal ini akan menghalangi saya masuk surga.” Mau tidak mau saya harus menerima selembar uang seribu tersebut, padahal sumpah demi Allah saya ikhlas.

HUTANG. Saya yakin hampir semua orang di dunia ini pernah berhutang. Ada yang berhutang seratus rupiah hingga yang jumlahnya milyaran rupiah. Berhutang dapat menjadi penyelamat dalam hidup kita. Namun perlu diingat bahwa berhutang tidaklah dianjurkan dalam agama Islam. Hutang bisa menimbulkan riba. Dan Ketika kita berhutang terkadang kita lupa, atau terkadang kita pura-pura lupa membayarnya. Rasulullah pernah menolak menshalatkan jenasah yang diketahui masih meninggalkan hutang dan tidak meninggalkan harta untuk membayarnya. Orang yang mati syahid pun akan diampuni semua dosanya, kecuali hutangnya.

Saya segera tersadar bahwa tindakan atasan saya itu benar.  Meskipun saya berkata ikhlas, beliau tetap berhati-hati dalam hal hutang. Berhutang satu rupiah pun kita harus segera membayarnya ketika telah dicukupkan rezeki untuk membayarnya. Jangan sampai kita sudah berusaha melakukan amalan-amalan yang baik, namun tanpa disadari terhalang oleh hutang.

No comments:

Post a Comment