Sunday, November 27, 2011

The Kite Runner Story




check the movie trailer

Finally, I’ve watched the movie after the book made me cry so much a year ago.
This is The Kite Runner…..

Well, cerita diawali oleh kisah persahabatan antara Amir dan Hasan. Amir adalah putra seorang pengusaha kaya yang terhormat, ibunya telah meninggal pada saat melahirkannya. Sedangkan Hasan adalah anak seorang pelayan di rumah Amir. Ali, ayah Hasan adalah pelayan setia yang telah mengabdi selama puluhan tahun di rumah tersebut. Begitu pun dengan Hasan yang selalu mendampingi ke mana pun Amir pergi. Setiap hari, sebelum berangkat sekolah, Hasan telah menyiapkan segala perlengkapan sekolah dan  sarapan untuk Amir.  Mereka berdua tak jarang menghabiskan waktu di bawah pohon delima sembari Amir membacakan buku cerita untuk Hasan. Hasan sangat terpukau dengan cerita-cerita yang dibacakan oleh Amir terutama cerita tentang ‘Rostam dan Sohrab’. Ketenangan mereka selalu terganggu oleh kehadiran Assef dan kawan-kawannya yang selalu mengejek Amir yang telah menampung seorang Hazara seperti Hasan. Pada waktu itu, suku Hazara dipandang sebagai kaum yang hina karena fisik mereka yang berbeda dengan orang Afganistan pada umumnya.  Hasan tak peduli meskipun orang-orang seringkai menghina keluarganya, ia pun tak segan melawan Assef. Sangat berbeda dengan Amir yang terkesan pengecut. 

Baba atau Ayah Amir memiliki seorang sahabat bernama Rahim Khan. Dia adalah seorang pria yang bijak yang selalu bersedia mendengar keluh kesah Amir. Ia bahkan sangat mendukung bakat menulis yang dimiliki oleh Amir. Suatu hari di musim dingin, seperti biasanya di kota Kabul diadakan turnamen layang-layang dan Amir berhasil menjadi pemenang setelah berhasil mengalahkan belasan layang-layang lainnya. Setelah berhasil memenangkan turnamen, Amir pun menerima pujian dari Babanya dan Rahim Khan, sementara Hasan berlari mengejar layang-layang biru Amir dan berjanji akan membawanya kembali untuk Amir. Sayang sekali, setelah berhasil mendapatkan layang-layang Amir, Hasan dikepung oleh Assef dan kawan-kawannya.  Assef mengancam Hasan agar menyerahkan layang-layang tersebut kepadanya, namun Hasan tidak bersedia karena ia telah berjanji kepada Amir.  Akhirnya Hasan pun dihajar habis-habisan oleh mereka dan parahnya lagi mereka melecehkan Hasan dengan perbuatan yang tidak bermoral. Amir sebenarnya menyaksikan kejadian tersebut dibalik dinding, namun ia tidak punya sedikitpun keberanian untuk menolong Hasan yang telah membelanya mati-matian. 

Setelah kejadian tersebut, pikiran Amir menjadi tidak tenang, setiap kali ia melihat wajah Hasan ia selalu teringat kejadian tersebut. Ia merasa bersalah, namun enggan untuk menceritakannya kepada siapa pun. Ia berubah menjadi membenci Hasan meskipun Hasan tetap bersikap baik dan patuh padanya. Ia pun mengatur siasat agar Hasan diusir dari rumahnya. Ia meletakkan jam tangan dan uang di bawah kasur Hasan dan menuduhnya telah mencuri. Baba sebenarnya tidak mempercayai bahwa Hasan telah mencuri, namun Hasan mengakui bahwa ia memang telah mencuri. Ali terpaksa berkemas dan membawa Hasan pergi. Meskipun dengan sangat berat hati, Baba melepas kepergian mereka dengan linangan air mata. Amir tetap tak menampakkan rasa bersalahnya kepada Hasan, ia hanya mengintip dari jendela kamarnya dan melihat Hasan yang tertunduk lemas pergi meninggalkan rumah dimana ia menghabiskan masa kecilnya.

Beberapa tahun setelah kepergian Hasan, Amir dan Babanya meninggalkan Kota Kabul yang telah terancam oleh kehadiran Partai komunis. Mereka mengungsi selama beberapa waktu di Peshawar, Pakistan, selanjutnya mereka pindah ke Amerika.  Di sana mereka berdua memulai hidup dari nol. Babanya yang terbiasa dengan kemewahan, terpaksa harus bekerja keras banting tulang demi menyekolahkan Amir. Hingga akhirnya Amir berhasil menyelesaikan kuliahnya dengan baik. Tak lama setelah itu, Amir bertemu dengan gadis cantik bernama Soraya yang juga keturunan Afganistan. Mereka pun menikah dan menjalani hidup bahagia. Pada saat itu kesehatan Babanya mulai sering terganggu dan pada akhirnya ia pun meninggal dunia. Amir sukses menjadi seorang penulis seperti yang dicita-citakannya, namun ia belum juga dikarunia seorang anak. 

Pada suatu hari, Amir mendapat telepon tak terduga dari seorang teman lama yaitu Rahim Khan. Setelah pembicaraan lewat telepon, ia kembali teringat peristiwa dua puluh tahun lalu. Rahim Khan berkata, ada jalan untuk kembali menuju kebaikan. Setelah lama berpikir, Amir pun memutuskan untuk menemui Rahim Khan yang telah sekarat di Peshawar. Ketika mereka bertemu, Amir melihat Rahim Khan tampak sangat jauh berbeda dari yang dulu ia kenal. Kini Rahim Khan yang telah sekarat tinggal berbalut tulang. Rahim Khan menceritakan segalanya, tentang Hasan tentang masa lalunya. Rahim memperlihatkan foto Hasan bersama anak laki-lakinya yang diberi nama Sohrab (tokoh cerita kesukaannya yang sering dibacakan oleh Amir). Ia pernah bertemu dengan Hasan, namun Hasan kini telah tiada dan putranya Sohrab berada di sebuah panti asuhan di Kabul. Rahim meminta Amir untuk mencari Sohrab. Namun, Amir menolak untuk mengambil resiko kembali ke Afganistan. Ia tidak ingin membahayakan dirinya sendiri mengingat istrinya yang ia tinggal seorang diri di Amerika. 

Rahim khan pun mengemukakan alasan mengapa ia harus menolong anak Hasan. Karena Hasan merupakan saudara seayah dengannya. Dulu Babanya telah tergoda dengan kecantikan istri pelayannya sendiri hingga ia hamil dan melahirkan seorang bayi laki-laki. Setelah melahirkan Hasan, ibunya pergi meninggalkannya entah ke mana. Dan Ali lah yang telah membesarkannya dengan kasih sayang. Amir tidak bisa menerima kenyataan bahwa Babanya telah membohonginya hingga akhir hidupnya. Ia pun teringat mengapa Babanya begitu menyayangi Hasan dan begitu bersedih ketika Hasan pergi dari rumahnya.  

Petualangan Amir pun dimulai dari satu panti asuhan ke panti asuhan lainnya demi menemukan Sohrab. Ia menembus berbagai bahaya dan rintangan di tengah berkecamuknya suasana di Afganistan. Hingga pada akhirnya ia mendapat informasi bahwa Sohrab telah diambil oleh anggota Taliban. Ia memberanikan diri untuk bertemu dengan anggota Taliban. Rupanya ia mengenali alah satu dari mereka. Ia adalah orang yang telah menghancurkan persahabatannya dengan Hasan. Meskipun dengan cambang, janggut dan sorbangnya, Amir masih mengingat wajah menyeringai Assef. Amir berjuang dengan sekuat tenaga melawan Assef. Meskipun wajahnya telah dibenturkan ke kaca hingga berdarah-darah dan mendapatkan pukulan serta tendangan, ia tidak merasa kesakitan sedikitpun. Ia berjuang menghapus rasa bersalah terhadap saudaranya. Dan akhirnya ia berhasil membawa kabur Sohrab dari tempat tersebut.

Amir membawa serta Sohrab ke Amerika dan menceritakan segala kejadian yang dialaminya kepada istrinya. Soraya bersedia mengadopsi Sohrab. Namun, sejak pertama kali bertemu dengan Amir, tak sepatah kata pun keluar dari bibir Sohrab. Meski demikian, Amir telah berjanji pada dirinya sendiri untuk membahagiankan Sohrab. Hingga pada suatu hari, di sebuah taman, Sohrab melihat sebuah layang-layang. Ia berlari mengejar layang-layang tersebut dan tersenyum…..

Kisah tentang pengabdian dan kehidupan Hasan begitu memilukan. Saya teringat dengan kata-kata Hasan kepada Amir dalam buku ini, "aku akan makan tanah jika kau menyuruhku." Houhhh.....di dunia ini apakah ada seorang teman yang seperti itu?

Tidak pernah bosan membaca bukunya, hingga membuat saya menangis bagai mengiris bawang bombai….

Friday, November 25, 2011

Sinopsis Drama Korea Pink Lipstick


Serial drama yang bertema tentang pengkhianatan dan pembalasan dendam ini,  menurut saya cukup menarik dan saya yakin bisa menguras emosi penonton. Terlebih lagi diperankan oleh aktris korea yang cantik dan tidak asing lagi di kalangan penonton drama korea Indonesia, Park Eun Hye, aktris yang berperan sebagai sahabat Jang Geum di serial drama Jewel in the Palace (I really like her).

Alur ceritanya cukup panjang yaitu dengan 150 episode. Berkisah tentang Yoo Ga Eun yang bersahabat dengan Kim Miran sejak kecil. Ga eun merupakan putri pengusaha kaya yang baik hati, sedangkan Mi Ran berasal dari keluarga miskin yang broken home. Mi Ran kemudian dibiayai dan disekolahkan oleh keluarga Ga Eun hingga dewasa. Ga Eun sangat menyayangi Mi Ran.

Suatu hari Mi Ran mengetahui bahwa Ga Eun telah bertunangan dengan Park Jung Woo, pria yang selama ini dicintainya. Jung Woo dan Mi Ran kemudian tega mengkhianati Ga Eun, mereka menjalin cinta tanpa sepengetahuan Ga Eun. Namun, Jung Woo memutuskan untuk menikahi Ga Eun hanya untuk menguasai hartanya. Setelah menikah, kehidupan Ga Eun dan jung Woo penuh dengan kebahagiaan. Disaat yang bersamaan, Ga Eun dan Mi Ran mengandung anak dari Jung Woo. Namun, Jung Woo tidak mengetahui bahwa Mi Ran telah mengandung anaknya. Sayangnya, pada saat melahirkan anak  Ga Eun tidak  selamat. Ibu Jung Woo dan ibu Mi Ran pun mengatur siasat agar Ga Eun mengadopsi putri Mi Ran. Ibu Jung Woo melakukannya demi kelancaran hubungan putranya dengan Ga Eun sedangkan ibu Mi Ran melakukannya demi mendapatkan uang.

Setelah beberapa tahun pernikahannya, Jung  Woo kembali menemui  Mi Ran dan mereka memutuskan untuk kembali menjalin hubungan. Sikap Jung Woo terhadap Ga Eun pun mulai berubah, begitupun dengan ibu Jung Woo yang mulai bersikap kasar terhadap Ga Eun. Suatu hari Ga Eun mengetahui bahwa suaminya telah berselingkuh dengan sahabatnnya sendiri dan parahnya lagi ia pun mengetahui bahwa anak yang selama ini telah ia adopsi adalah buah cinta Jung Woo dan Mi Ran. Ga Eun pun memutuskan untuk meninggalkan Jung Woo dan memutuskan untuk membalas dendam.

Tak lama setelah itu, Ga Eun menikah dengan seorang pengusaha kaya raya bernama Maeng Ho Geol demi memuluskan rencana balas dendamnya terhadap Jung Woo dan Mi Ran. Namun, ada seorang pria yang baik hati, romantis dan percaya akan adanya cinta abadi yang benar-benar telah jatuh cinta kepada Ga Eun, ia adalah Ha Jae Bum, teman adik laki-lakinya. Ia berjanji untuk berada di sisinya selamanya dan berjanji untuk mendukungnya selalu, tidak peduli apa yang dia lakukan.

Penasaran dengan ceritanya? Silahkan anda tonton sendiri di Indosiar setiap hari pukul 14.30 WIB atau pukul 15.30 WITA. Saya sendiri suka dengan ceritanya, jadi saya sarankan kepada anda untuk menontonnya juga.

Thursday, November 24, 2011

Beautiful Woman


Dear beautiful woman,
Look at to the mirror in front of you,
Who’s the woman you see?

You’re a diamond of this world
Coz when your lips smile
The sugar doesn’t taste sweet anymore
And when your eyes blink
The sunshine gets loured

You’re an angle of the green paradise
Rove wander in the blue sky
With the wings of your kindness
You put everything in positive ways
And share all the colors of happiness

You’re a treasure that hasn’t been found
Coz you never try to show off yourself
Hidden so close but no one can see
Like a flower behind the savannah
And only a sincere heart can touch it.

You can be a cute daughter, a good friend,
A nice sister and a wise mother
I know you very well more than the others
coz you are me, my self
I’m the beautiful woman…..


Note:
Puisi narsis….boleh setuju, tidak boleh tidak. heheh..

Friday, November 18, 2011

Language Change in English



         Language change is the manner in which the phonetic, morphological, syntactic, semantic, and other features of a language are modified over time. Each language can change continually, include English.
            Linguists have traditionally studied variations in a language occurring at the same time (synchronic study) or how language develops over time (diachronic or historical study). The study of the language change is often narrowed to the consideration of change in one aspect of language; but we should have a sense of broad historical development of English.
            Chronological change gives us a sense of succession and of history as a narrative. It can also lead us to see historical division (the end of the century) as having more importance than is really case. In what follows aspects of change and standardization. Are considered in terms of language categories:
A.  Phonology
Received Pronunciation (RP) is a national standard form of pronunciation. Listening to a recording of a broadcast from an earlier period (Phate Newsrell or Alvar Liddel, the early BBC broadcaster, reading the news for the BBC) will show how far RP has change over time – the earlier RP survives in part in the accent of Queen Elizabeth II, who speaks with much less clearly differentiate (or less open) vowels than the modern RP speaker.
B.   Spelling
The national curriculum draws attention to many other features of written performance as well as spelling, but the social attitudes persist. Yet Chaucer, Shakespeare, and Milton (necessarily) wrote without regard to a standard, so standard spelling can hardly be measured.
C.   Lexical
In continual language change, we can create a standard lexicon at anytime. We can take this further and show how a given lexical item with a given meaning may be standard in a given context or within a variety but be n/s as regard the mainstream.
D.   Semantics  
Semantics change or drift may be culturally determined it may depend on some other thing ( a process or object) which ceases to be familiar, and so the word disappears or the meaning shifts. For example, wireless, telegram or terms from imperial measurement and predecimal currency (foot, inch, gallon, bushel, half penny)
            The development of English is divided into four stages: Old English, Middle English, Early Modern English and Modern or Present Day English. There are two reasons why people don’t always speak the same way all of the time:
1.     The children who are born without special needs are linguistically equal, that is, they are all born with the potential to learn any language.
2.     All normally developed human beings are born with the same articulator apparatus. So they are all potentially ale to make the same range of sounds.

Thursday, November 17, 2011

Etika Bisnis


Etika bisnis adalah hal-hal yang perlu diketahui dan dipatuhi oleh para pengusaha dalam berbisnis agar tidak bertentangan dengan hukum dan aturan dalam masyarakat. Adapun beberapa hal yang terkandung dalam etika bisnis:
* Bisnis adalah bisnis, bisnis adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh keuntungan sebanyak mungkin. Oleh karena itu, pebisnis harus memperhatikan untung ruginya dalam berbisnis.
* Menganjurkan pembeli untuk berhati-hati. Misalnya, pada perusahaan rokok yang harus memberi peringatan kepada pembeli tentang efek yang membahayakan kesehatan.
* Memaksimalkan keuntungan apabila terdapat beberapa pemegang saham dan pekerja dalam perusahaan tersebut agar tidak ada pihak yang dirugikan.
* Mematuhi kebiasaan-kebiasaan yang berlaku pada bisnis.
* Mematuhi hukum.
* Memperlihatkan sikap dan perilaku baik dalam berbisnis.
* Perusahaan harus bertanggung jawab kepada pemegang saham, penyedia, pelanggang, pekerja, dan masyarakat sekitarnya.

Perpindahan Mata dan Proses Membaca


Ada dua amacam tehnik dalam membaca. Pertama, tehnik perbandingan sederhana, dengan memperbandingkan antara membaca 10 detik dan identik dan menghitung jumlah tatapan pada setiap kata. Kedua, ‘tehnik perpindahan jendela’, secara normal membaca satu baris dalam satu waktu, tapi dengan sudut pandang yang berbeda tentang titik fiksasi. Ketiga,  dengan memperhatikan pemenggalan elemen pada proses perpindahan mata yang mempengaruhi pembacaan. Adapun karakter umum pada pembacaan yang berdasarkan dua anggapan tentang proses berpikir. Pertama, pembaca berusaha menerjemahkan setiap kata kemudian menghubungkannya dengan cepat. Kedua, ada hubungan antara panjang dan durasi pada proses  fiksasi.
·         Model Psikologi
Kita seringkali bertanya ‘apa yang terjadi?’ setiap kali mulai membaca. Proses berpikir berhubungan dengan pembacaan dan pemahaman. Ada juga sejumlah model koneksi yang tampak seperti pada saat memperluas perhatian dan pemahaman kata.
·         Model dari bawah ke atas
Poin penting atau tujuannya adalah untuk memahami makna dari sebuah teks. Pembaca harus memproses setiap kalimat tunggal untuk menyusun sebuah teks. Pembaca memulainya dengan segmen-segmen huruf individu dan menyusunnya melalui kata-kata, kalimat dan paragraph hingga secara keseluruhan dari teks mengandung makna.
·         Model dari atas ke bawah
Membaca seperti ini dimulai dengan melakukan tes hipotesa kemudian membaca isi teks secara keseluruhan. Smith menyarankan bahwa membaca dipercepat tidak dengan meningktkan rata-rata pada fiksasi mata, tetapi dengan mengurangi ketergantungan pada informasi visual dengan memanfaatkan makna. Membaca untuk mengetahui makna, tidak hanya menspesifikkan kata-kata.

Tuesday, November 15, 2011

Design 5 Dress ala Korea


Terinspirasi dari busana tradisional wanita Korea yang anggun. Sekarang wanita muslimah pun bisa tampil ala Korea. Cantik kan?



Design Baju Batik

Lagi nyari-nyari design baju batik yang cute, tapi gak ketemu yang sreg di hati. Akhirnya coret-coret, buat design sendiri.









Sunday, November 6, 2011

How to say “Saya sedang bosan”



bored or boring?
Bored dan boring, keduanya merupakan adjectives (kata sifat), namun penggunaannya berbeda.

Seringkali saya mendengar atau melihat tulisan pernyataan perasaan bosan. Kebanyakan dari mereka yang belum memahami betul penggunaan kedua kata tersebut, terkadang bingung dan melakukan kesalahan. Misalnya mengatakan: I am boring.
Bila anda menggunakan kata ‘boring’, itu berarti anda telah mengatakan, “Saya membosankan.”  Bentuk kalimatnya sudah benar, tapi mungkin bukan itu yang anda maksud. Mungkin anda ingin mengatakan, “Saya sedang bosan”.
Maka kata yang tepat untuk mengungkapkan perasaan bosan adalah ‘bored’, “I am bored.”

How to say “suka”


Ketika siswa berbicara tentang makanan favoritnya, mereka seringkali menggunakan kata ‘like’ dengan tidak tepat.
Terkadang saya mendengar: I am like meatball.

Ini berarti bahwa pembicara tampak seperti atau sama dengan bakso! Saya yakin mereka tidak bermaksud demikian. Maka penggunaan kata ‘like’ yang tepat adalah: I like meatball.

Kesalahan umum lainnya adalah: Rani very likes fried rice.
Meskipun maksudnya sangat jelas, penggunaan ‘very’ tentu saja salah. Kamu dapat mengatakan Rani likes fried rice very much, akan tetapi lebih alami bila mangatakan, Rani really likes fried rice.

Kata lain untuk mengungkapkan kata ‘suka’ adalah:
·         love/ adore/ really like : sangat suka
For example: I love sea food.
                      I really like pizza.
·         quite like/ don’t mind : OK/ lumayan suka
For example: I quite like fried banana.




Lebaran Fashion

Pesona keanggunan gaun gamis....








Model : Lisa & Yuni
Location: House Studio


Saturday, November 5, 2011

A Thousand Splendid Suns


Kisah perjuangan dan pengorbanan dua wanita yang menyayat hati….
 


Setelah novel pertamanya The Kite Runner, kini Khaled Hosseini mengaduk-aduk emosi dan perasaan saya lewat novel keduanya yang berjudul A Thousand Splendid Suns. Novel yang versi originalnya diterbitkan oleh Qanita dan versi Bahasa Indonesianya diterbitkan oleh Mizan, merupakan novel yang spektakuler, menyentuh hati, memberi inspirasi tentang patriotisme dan pengorbanan serta membawa imajinasi terbang ke Afganistan. Novel setebal 620 halaman ini membuat saya tak ingin berhenti untuk membacanya. 

Buku ini sangat layak untuk dibaca dengan narasi yang jelas dan deskripsi tokoh yang begitu detail, kuat, dan jelas. Berkisah tentang dua orang wanita yang berasal dari tempat yang berbeda, tidak saling mengenal, kemudian bertemu, saling membenci, hingga akhirnya berubah menjadi saling menyayangi dan berbuah pengorbanan besar. Berlatar belakang di Afganistan, negeri yang beberapa dekade terakhir dilanda peperangan dan kekacauan yang dibaliknya terdapat kisah cinta, kehidupan yang memilukan, dan kisah tragis korban penyerangan yang membabi buta.

Mariam adalah seorang harami, buah percintaan terlarang antara Jalil seorang pengusaha kaya di daerah Herat dengan salah seorang pelayan rumahnya. Mariam dibesarkan oleh ibunya yang dipanggilnya Nana. Mereka tinggal di dalam sebuah kolba berukuran kecil di tengah hutan yang dibangun oleh Jalil untuk mengungsikan mereka berdua dari ketiga istri dan anak-anak Jalil. Mariam seringkali bersedih ketika ibunya memperlakukannya secara kasar, meski hati kecilnya berkata Nana sangatlah menyayanginya. Kedatangan Jalil setiap hari Kamis menjadi pelipur lara baginya. Hanya dengan berjalan-jalan di sekitar hutan atau duduk-duduk sambil bercerita bersama Jalil sudah membuatnya begitu bahagia. Mariam sangat menyayangi ayahnya, sebaliknya Nana justru begitu membenci Jalil. Begitu Jalil pergi meninggalkan mereka di kolba, ia akan berteriak mengumpat Jalil dan keluarganya. Nana pernah mengancam Mariam, jika Mariam pergi meninggalkannya seorang diri, maka ia akan bunuh diri.

Suatu hari Mariam sangat ingin pergi bersama Jalil ke bioskop untuk menonton film Pinokio. Ia menunggu Jalil sepanjang hari, namun ia tak kunjung datang. Hingga akhirnya ia nekat pergi ke rumah Jalil yang jauh di kota dan belum pernah ia datangi. Ia begitu berharap bertemu dengan ayahnya, akan tetapi ia justru tidak diperbolehkan masuk ke dalam rumah ayahnya. Ia menunggu sepanjang hari di depan gerbang, hingga hari berganti pagi. Namun Jalil tak jua muncul dari dalam rumah untuk menemuinya. Perasaan kecewa, sedih, dan menyesal bercampur aduk menjadi satu dalam benak Mariam. Begitu ia kembali ke rumahnya, ia mendapati ibunya telah gantung diri di hutan.

Setelah kematian ibunya, Jalil datang menjemputnya. Sejumput harapan tumbuh dalam hati Mariam. Setelah sekian lama, akhirnya ayahnya mengajaknya untuk tinggal bersama di rumahnya yang indah dan megah. Selama beberapa hari di rumah tersebut, Mariam justru merasa tidak nyaman dan merasa sedih berada di tengah-tengah istri-istri dan anak-anak Jalil. Sebuah berita yang membuatnya semakin terpukul adalah keputusan Jalil (berkat desakan istri-istrinya) untuk menikahkannya dengan seorang pengusaha dari Kota Kabul. Di usianya yang masih 15 tahun, Mariam dinikahkan dengan seorang pria jangkung berperut buncit dan berusia 45 tahun.  Setelah selesai akad nikah, Mariam harus ikut mendampingi suaminya tinggal di Kabul.

Rasheed, suami Mariam adalah seorang duda yang istrinya telah meninggal dunia, dan beberapa tahun sebelumnya anak laki-lakinya mati tenggelam di danau. Rasheed ternyata bukanlah seorang pria yang penyayang, tetapi kasar. Mariam harus menuruti setiap perkataannya, bila tidak, ia akan dipukuli. Pada kehamilan pertama Mariam, Rasheed begitu memperhatikannya dan menjaganya, namun Mariam akhirnya keguguran. Rasheed kembali bersikap kasar kepada Mariam. Pada kehamilan Mariam yang kedua kalinya, Rasheed kembali bersikap penuh perhatian dan berharap bisa mendapatkan seorang anak lelaki. Akan tetapi, lagi-lagi Mariam keguguran dan Rasheed menjadi seperti semula.

Laila adalah seorang anak yang periang dan pandai. Ia adalah tetangga Rasheed. Pada saat Mariam baru saja pindah ke kota Kabul, Laila baru berusia 6 tahun. Laila adalah gadis yang sangat cantik, memiliki rambut panjang keriting dan pirang, dengan alis tebal serta bibir semerah delima. Mammynya adalah seorang wanita yang suka mengoceh, sedangkan ayahnya yang ia sebut babi adalah seorang guru yang sabar dan penuh pengertian. Dua kakak laki-lakinya, Ahmad dan Noor, pergi ikut berjuang melawan Soviet.

Laila mempunyai seorang teman dekat bernama Tariq. Rumah Tariq bersebelahan dengan rumahnya. Kemana pun Laila pergi, Tariq selalu menyertainya. Mereka berangkat ke sekolah bersama dan bermain bersama. Tariq adalah seorang yang pemberani meski sebelah kakinya menggunakan kaki palsu dan berjalan agak terpincang. Ia selalu melindungi Laila dari gangguan anak-anak lelaki yang seringkali mengejek dan melecehkan Laila.

Suatu hari berita buruk menghampiri keluarga Laila. Kedua kakak laki-lakinya tewas dalam peperangan. Hal ini membuat mammynya begitu bersedih. Keceriaan yang selalu dimilikinya hilang begitu saja, ia mengurung diri selama berbulan-bulan lamanya di dalam kamar. Penyakit ringan mulai menyerangnya. Laila pun terpaksa mengambil alih seluruh pekerjaan rumah tangga. Peperangan telah membuat hidup warga Afganistan dipenuhi rasa takut dan cemas yang berkepanjangan, entah siapa yang akan tewas berikutnya. Pembunuhan, pengeboman, dan penjarahan terjadi setiap harinya. Pada suatu hari setelah Najibullah menyerah, entah mengapa, mammy Laila kembali seperti sedia kala bersemangat dan ceria.

Seiring berjalannya waktu, rupanya kebersamaan telah menumbuhkan benih-benih asmara antara Laila dan Tariq. Bahkan suatu waktu, Tariq pernah berkata kepada Laila ia rela membunuh demi Laila. Tariq yang telah tumbuh menjadi pemuda berusia 16 tahun telah membuat Laila tiada henti memikirkannya. Pada saat pertikaian terjadi di antara berbagai fraksi Mujahiddin, kekacauan menjadi semakin parah, banyak keluarga yang telah berkemas meninggalkan Afganistan dan mengungsi di Pakistan dan Iran. Salah satu diantara mereka yang memutuskan untuk pergi adalah keluarga Tariq. Laila merasa sangat terpukul begitu mendengar kabar tersebut dari mulut Tariq sendiri. Dan dalam keadaan sedih, kecewa, dan putus asa terjadilah percintaan yang terlarang di antara mereka. Tariq ingin mengajaknya pergi bersama dan bersedia menikahinya. Akan tetapi, Laila tak mungkin bisa meninggalkan babi dan mammynya di Afaganistan. Beberapa minggu setelah kepergian Tariq, keluarga Laila pun memutuskan untuk pergi meninggalkan Afganistan. Namun, sesaat sebelum mereka pergi, bom telah menghujam rumah mereka. Babi dan mammynya meninggal, sementara ia ditemukan terhimpit dan terluka di balik reruntuhan tembok.

Mariam dan Laila ….
Rasheedlah yang telah menemukan dan menolong Laila dari reruntuhan dinding. Rasheed membawa Laila untuk dirawat dan diobati di rumahnya.  Di tengah duka yang mendalam, datang pula seorang pria yang mengaku pernah bertemu Tariq di pengungsian dan rumah sakit. Ia bercerita bahwa truk yang di tumpangi tariq dan keluarganya di bom. Ayah dan Ibu Tariq tewas seketika, sedangkan Tariq telah kehilangan satu lagi kakinya dan beberapa hari setelah dirawat di rumah sakit ia meninggal dunia. Laila semakin bersedih dan kehilangan harapan untuk dapat bertemu kembali dengan Tariq.

Selama ini Rasheed menolong Laila karena ia mempunyai maksud tertentu. Ia ingin menikahi Laila yang kala itu masih berusia 14 tahun. Mariam yang sebenarnya sangat tidak setuju, tak kuasa menentang keinginan suaminya. Setelah dua bulan berselang, Laila menyadari dirinya sedang hamil, mengandung buah cintanya bersama Tariq. Mau tidak mau, ia segera bersedia untuk menikah dengan Rasheed demi membesarkan satu-satunya peninggalan Tariq, kekasihnya. Laila mendapatkan perhatian yang sangat berlebihan dari Rasheed, membuat Mariam menjadi benci dan kesal kepadanya. Laila melahirkan seorang bayi perempuan yang cantik, berkulit putih, berambut pirang, dan bermata hijau yang diberi nama Aziza. Laila sangat menyayangi putrinya. Akan tetapi, Rasheed justru tidak menyukai bayi tersebut.

Dalam kehidupan rumah tangganya Laila lebih berani menentang Rasheed, sedangkan Mariam tetap menjadi istri yang patuh. Tak jarang bila Rasheed kesal kepada Laila, Mariamlah yang menjadi sasarannya. Mariam semakin membenci Laila. Terkadang Laila ingin  berbagi cerita dengan Mariam, namun Mariam selalu mencemooh dirinya. Laila dan Mariam hampir setiap hari bertengkar ketika Rasheed sedang ke luar untuk bekerja di toko. Aziza yang tumbuh menjadi bayi yang lucu dan menggemaskan membuat rasa benci Mariam semakin hari semakin luntur. Mariam sering mengajak Aziza bermain bersamanya sehingga ia dan Laila menjadi lebih sering berbagi cerita.

Lama-kelamaan persahabatan antara Mariam dan Laila tumbuh menjadi rasa saling menyayangi. Mereka yang tidak tahan akan sikap dan kelakuan kasar Rasheed, merencanakan untuk kabur ke Pakistan. Pada saat Rasheed keluar rumah untuk bekerja, mereka menjalankan rencana mereka. Dengan mengendarai taksi mereka tiba di perbatasan. Pada waktu itu, semua  wanita di larang keluar rumah tanpa didampingi oleh muhrim. Mereka pun meminta tolong kepada orang yang salah dan membuat mereka diinterogasi serta dipulangkan ke rumah. Rasheed yang mengetahui  bahwa kedua istrinya telah berusaha kabur, amat sangat geram. Ia mengurung Laila dan aziza di dalam kamar yang ditutupi oleh papan hingga tak tampak cahaya sedikit pun. Mereka berdua dikurung sehari semalam hingga mereka merasa kepanasan dan kehausan. Bahkan Aziza sempat tak sadarkan diri. Sementara di luar, Mariam disiksa, ditendang, dijambak dan dipukuli dengan sabuk pinggang Rasheed.

Masa-masa Taliban berkuasa, begitu banyak aturan yang berlakukan di negeri Afganistan. Wanita-wanita diwajibkan memakai burqa ketika ke luar rumah, dilarang memakai perhiasan, dilarang tertawa didepan umum, semua anak perempuan dilarang bersekolah, dilarang bernyanyi, dilarang menonton film dan televisi, dan sebagainya. Apabila ada yang melanggar, maka hukuman ringan sampai hukuman berat akan diterimanya. Keadaan di Kabul semakin parah, semakin banyak pembantaian yang terjadi dan keperluan sehari-hari semakin sulit didapatkan. Akibatnya usaha toko sepatu Rasheed pun bangkrut. Ia terpaksa mencari pekerjaan lain.

Pada saat Aziza menginjak usia 4 tahun, Laila melahirkan anak keduanya, putranya dari Rasheed. Zalmai sangat mirip dengan ayahnya bertubuh gemuk, berambut keriting dan bermata coklat. Kekhawatiran bahwa ia tidak akan mencintai anak Rasheed seperti ia mencintai anak Tariq, tidak terjadi. Laila menyayangi Zalmai sama seperti Aziza. Hanya saja Zalmai lebih sayang dan penurut kepada ayahnya.

Karena aturan yang dibuat penguasa Taliban, Laila terpaksa menyekolahkan Aziza secara sembunyi-sembunyi di sebuah panti asuhan milik seoarang pria baik hati bernama Zaman. Setiap hari Laila mengunjungi Aziza di sekolahnya, Rasheed mengantarnya sebelum ia berangkat kerja. Hingga tibalah pada suatu hari, Laila bertemu dengan seseorang dari masa lalunya yang selama ini ia rindukan. Ia pun bergegas mendekati dan memeluknya. Ternyata Tariq masih hidup! Laila dan Mariam pun mengajaknya ke rumah mereka sementara Rasheed sedang tidak di rumah. Laila dan Tariq kemudian saling bertukar cerita tentang kehidupan mereka selama berpisah. Tariq begitu terkejut dan senang setelah mengetahui bahwa ia mempunyai seorang putri cantik yang bernama Aziza. Pria yang dulunya menemui Laila dan membawa kabar tentang meninggalnya Tariq ternyata adalah orang yang disewa oleh Rasheed untuk berpura-pura telah bertemu dengan Tariq.

Ketegangan terjadi pada saat makan malam, Zalmai mengadu pada Rasheed bahwa ibunya telah bertemu dengan seorang pria berkaki pincang dan ia membawa lelaki tersebut ke rumahnya. Dengan penuh rasa amarah, Rasheed menyerang Laila, memukul dan menendangnya. Namun, Laila membalasnya dengan satu pukulan keras. Rasheed tak berkutik dan berhenti. Laila menyangka dirinya telah berhasil memenangkan pertarungan. Namun, ternyata Rasheed melanjutkan pukulannya, pukulan yang jauh lebih keras kepada Laila. Mariam yang bermaksud menolong justru menjadi sasaran Rasheed yang selanjutnya. Pergulatan diantara mereka berlangsung lama hingga pada saat Rasheed mencekik leher Laila dan nyaris membunuhnya, Mariam mengambil keputusan terbesar dalam hidupnya, hal yang baru pertama kali ia lakukan, ia menyerang Rasheed dengan  ujung sekop yang tajam.

Mariam menyuruh Laila membawa anak-anaknya pergi bersama tariq, sementara ia menyerahkan diri ke kantor polisi. Di dalam penjara, ia merasa dirinya kembali tinggal di kolba, tempat tinggal masa kecilnya. Semua orang di dalam sel menyukainya, meskipun ia merupakan satu-satunya tahanan pembunuh. Ia telah mengaku bersalah di depan pengadilan, dan akhirnya dijatuhi hukuman mati di depan ribuan orang yang memadati kota.

Setelah menikah, Laila dan Tariq hidup berbahagia bersama anak-anakntya di Muree, Pakistan. Namun, setelah beberapa lama hidup dalam kenyamanan. Laila sering bermimpi tentang kota Kabul. Ia ingin kembali ke Kabul dan Tariq menyetujuinya. Mereka berangkat ke Kabul. Tariq manjaga anak-anaknya di hotel, sementara Laila berangkat ke Herat, kampung halaman Mariam. Di sana ia mengunjungi rumah kolba Mariam yang telah tak berpenghuni. Bayangan tentang Mariam, tentang cerita masa kecil Mariam tiba-tiba muncul begitu jelas dalam ingatan Laila. Putra Mullah Faizullah, guru mengaji Mariam ketika masih kecil, menyerahkan sebuah kotak yang ditujukan untuk Mariam dari ayahnya Jalil beberapa saat sebelum ia meninggal. Kotak tersebut dititipkan Jalil kepada Mullah Faizullah, namun sampai Mullah Faizullah meninggal dunia Mariam tak kunjung datang hingga ia serahkan kepada putranya, Hamzah. Mariam pun kini telah tiada, sehingga kotak tersebut diserahkan kepada Laila. Kotak tersebut berisi sepucuk surat, sebuah karung berisi uang, dan sebuah kaset Film Pinokio, film yang sangat ingin Mariam tonton bersama ayahnya di bioskop semasa kecilnya.

Hal yang paling menyentuh dalam buku ini adalah kehidupan orang-orang di Afganistan yang tiada henti dicekam rasa cemas dan ketakutan akan kehilangan orang-orang yang dicintai. Dan yang membuatku berurai air mata hingga berderai-derai dan terisak-isak adalah kehidupan semasa kecil Mariam yang kurang kasih sayang, membayangkan dirinya yang hanya tinggal berdua dengan ibunya di tengah hutan di dalam sebuah kolba berukuran kecil, bermain seorang diri, tiada teman untuk berbagi. Mariam tumbuh dewasa dan menjadi seorang istri yang penuh pengorbanan dan pengabdian, namun tak pernah sedikitpun dihargai. Hingga di penghujung  hidupnya pun ia tetap berkorban demi orang yang dicintai dan disayanginya. Dan juga hal yang sangat menyesakkan dada adalah perpisahan antara Laila dan Tariq, menyisakan perasaan rindu berkepanjangan yang dirasakan Laila kepada Tariq, serta kematian orang tua Laila akibat penyerangan bom yang meluluh lantakkan segala impian dan harapannya. Ya, kehilangan adalah hal yang paling menyakitkan dan mungkin akan sulit terobati.

                                                                                             Riyuni Mark
                                                                                                   ^_^