Sunday, June 21, 2020

Wishes for My 34th Birthday

As usual,  I always convince myself that birthday is not a special day. I don't have to celebrate it coz when it comes to my birthday... it means that I am getting old.  That's it.  Well,  I know... everybody is getting older every minute every second,  but repeating the birthday every year... just feels like I am getting too much old. 

Yeah... I am only human....an ordinary woman. The more I try to convince myself,  the more my mind got tortured.  Hmmm... I still hope for a special surprise from my husband or my family.  I always dream that on my birthday, there will be a flower,  special dinner, special holiday trip....or even just a special birthday wishes note on the social media,  just to show to the world how much he loves me...how much he feels so grateful to have me. But,  once more I say... it is JUST A DREAM...only in my imagination.  

I am turning into 34 years old today. What is the meaning of 34 for me? 
34 is a struggle year for me. 

The first is.... I am striving to pay off all my debts. We already have had a house,  but it hasn't been entirely ours. We still have debt to the bank and to the former house's owner. We really think out loud how to earn money in this pandemic and we safe more money than what we spend. We really scrimp.  

The second is... I am trying to have the second child.  Well,  you know, I always wish to have a daughter, a pretty and sholehah girl.  
The third is...  I am trying to make my family happier especially my parents,  a couple of an angle and a hero in my life. I hope that I can share more good things for my family. 
The fourth is... I am struggling to lose the fat on my stomach. My body weight increased and I become so easily to get tired and get sick with this fat. And physically,  my body look so bad when I wear certain clothes.
The fifth is.... I am trying to be better at work.  
Actually,  there are many more things that I want to say on this note, but I forgot.  I will share it later when I remember them. 

I hope everything wil get better.... and I wake up tomorrow with a sunshine on my face. ☀🌻

Monday, May 25, 2020

When will this pandemic end? Korona Pergilah...


Pukul 06.01...Hari ke 29 Ramadhan 1441 H atau hari ke 65 sejak sekolah diliburkan.  Tulisan ini hanya sekedar curhatan perasaan hati yang sedang galau.  Setiap satu masalah 'kecil' ini muncul...maka akan memanggil kawan-kawannya...yaitu masalah-masalah lain yang kadang datang meracuni pikiran... sehingga hati semakin menjadi jengkel dan terasa teraniaya. Mereka datang bertubi-tubi bersarang di otak menjadikan pikiran tidak jernih dan mendorong diri tuk melakukan stupid things.  Arrrrghhhh....sudahlah, just forget it!  Hanya sekedar intro untuk memulai tulisanku kali ini.

Jelang pagi, langsung menuju dapur tuk cuci piring.  Biasanya pekerjaan ini kulakukan setelah baring-baring dulu di tempat tidur sehabis sahur dan sholat subuh. Terkadang sampai tertidur hingga pukul 7 atau 8, baru deh bangun tuk nyupir (Nyuci Piring). 

Sejak munculnya wabah covid 19 di Indonesia,  orang-orang ramai meneriakkan kata lockdown... stay di rumah aja...membuatku dan banyak orang-orang berpikir kita akan mengalami hal yang sama seperti di Wuhan,  China... dimana kita tidak boleh keluar rumah sama sekali sehingga jalanan menjadi sepi, toko-toko ditutup,  perkantoran ditutup...semua kegiatan diluar rumah dihentikan sehingga nampak seperti kota mati.  Ketika kata lockdown berseliweran disosmed,  banyak yang mulai panic buying... ngeborong bahan makanan di Supermarket.  Yang melakukan hal itu,  hanya orang-orang yang punya uang lebih tentunya.  Kami hanya berbelanja sedikit lebih banyak dari biasanya tuk keperluan selama seminggu. Kita semua pada sibuk memasang tagar #dirumahaja di sosial media.  Bahkan ada yang saling sindir...yang berdiam diri di rumah menyindir orang-orang yang tetap keluar rumah,  padahal diantara mereka ada orang-orang yang tetap harus mencari nafkah tuk keluarganya,  kalau mereka tidak keluar rumah...keluarganya di rumah mau makan apa? Yang tetap keluar rumah menyindir mereka yang berdiam diri di rumah. Mereka berdalih seharusnya kita hanya takut kepada Allah...mengapa harus takut pada makhluk kecil yang bahkan wujudnya saja tak nampak di depan mata.  Iya ada benarnya juga sih... tapi virus ini....subhanallah penyebarannya ...sungguh luar biasa dari hari ke hari.  

Menurutku pemerintah cukup terlambat dalam bertindak. PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar)  baru diterapkan di beberapa daerah setelah korban positif sudah mencapai angka ribuan.  Di daerah kami di Kabupaten Gowa PSBB juga berlaku...tempat-tempat ibadah ditutup, toko-toko yang boleh buka hanya yang menjual bahan pangan,  apotek,  perbankan dan itupun jam operasionalnya  dibatasi...penumpang kendaraan dibatasi,  keluar rumah lewat dari jam 9 malam pun tidak boleh.  Meskipun ada aturan PSBB,  masih banyak saja warga yang tidak mematuhinya.  

Tedeeeeennnngggg.... curhatan dimulai. 😩😩😩  Jujur... Kami sebenarnya juga galau dibuatnya... Toko ATK kami isinya sudah semakin berkurang sementara hasil penjualannya telah habis terpakai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.  Mesin fotocopy mandek karena kehabisan kertas. Job foto dan video pak suami pun nihil.  Satu-satunya harapan kami adalah Brilink...yang kami tahu keuntungan per bulannya selama ini belum cukup tuk menanggung semua beban kebutuhan sehari-hari, biaya listrik,  cicilan KPR,  cicilan tanah kapling, tagihan BPJS, dsb.  Sebenarnya harapan lainnya ada yaitu tunjangan sertifikasi guru... tapi entahlah... apakah kami juga masih berhak menerimanya atau tidak.  

PSBB telah berakhir tapi wabah covid 19 blum usai. Memang betul,  lebaran kali ini beda... kami tak beli baju baru tuk hari raya bahkan hadiah lebaran untuk kedua orang tua dan mertua pun tak mampu kami berikan.  Ya Allah ya Robbi... hutang sisa DP rumah kami masih hitungan puluhan juta dan masih ada hutang di pegadaian belasan juta.  Di atas semua itu... Kami tetap bersyukur memiliki kedua orang tua dan mertua yang mengerti dengan keadaan kami... bersyukur masih ada saudara dan sahabat yang berbaik hati meminjamkan modal agar usaha Brilink kami tetap berjalan...bersyukur masih bisa makan dengan cukup dan berkumpul bersama keluarga. Alhamdulillah wa Syukurillah...   

Allah menguji hambanya dengan nikmat dan musibah untuk melihat siapa yang syukur dan siapa yang kufur, siapa pula yang sabar dan siapa yang berputus asa.  Bersabarlah... ujian ini tanda Allah rindu dengan rintihan dan doa-doa hambaNya. Semoga ujian ini segera berlalu... kehidupan kembali normal dan ibadah kita kepada Allah semakin meningkat.  Aamiin Allahumma Aamiin.... 

Nb: Judul mewakili perasaan yang sudah mulai khawatir akan keadaan... libur seminggu sebulan masih oke2 saja,  tapi libur sampai berbulan-bulan...hati jadi makin galau. 😣😣😣

Thursday, April 30, 2020

Shopping List

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh....
Postingan kali ini merupakan materi pelajaran Bahasa Inggris kelas VII yang temanya adalah Shopping List.





My mom is going to make chicken soup and Pisang Ijo for the breakfast menu this evening. She asks me to go to the supermarket to buy the materials. Here is the shopping list:

·         Two Kgs of chicken
·         Two heads of cabbage
·         A Kg of carrots
·         A Kg of potatoes
·         A pound of onions
·         A pound of garlic
·         A bag of salt
·         A bunch of celery
·         2 sachets of chicken flavoring
·         A bag of flour
·         A bunch of banana
·         5 pieces of Suji leaves
·         A Kg of sugar
·         2 boxes of coconut milk
·         A bottle of DHT syrup
·         A can of sweetened condensed milk

I am glad if my mom asks me to go shopping because I usually get the change money. How about you?
 
 

Wednesday, April 1, 2020

COVID 19 IS A BLESSING IN DISGUISE


Hari ini tepat 2 pekan atau 14 hari setelah anak-anak sekolahan diliburkan secara terpaksa dari sekolah karena adanya wabah virus covid 19 atau biasa disebut virus corona. Baru kali ini ada yang namanya libur tapi benar-benar harus stay at home, tidak boleh kemana-mana karena wabah virus ini sangat mudah dan cepat penyebarannya. Sampai hari ini korban covid 19 di Indonesia sudah mencapai 1414 orang yang terdeteksi positif terjangkit virus corona dan korban meninggal sudah mencapai 122 orang. Bukan jumlah yang sedikit kan? Bayangkan bila ada orang yang sudah terjangkit virus corona dan dia belum menyadari bahwa dirinya positif corona sementara dia masih wara wiri keluar rumah berinteraksi dengan orang banyak, bukan tidak mungkin korban yang terkena virus corona akan semakin meluas. Semoga kita semua senantiasa dilindungi oleh Allah dari segala macam marabahaya. Aamiin Allahumma Aamiin….

Okey….jadi selama 2 pekan ini ngapain aja? Di rumah aja, tapi pernah beberapa kali bandel keluar rumah ngikut suami ke toko ATK tuk belanja keperluan toko dan juga ke rumah mertua. Sebenarnya kami para guru, tidak ada himbauan dari  pihak sekolah untuk libur juga, tapi dalam keadaan seperti ini, lebih baik di rumah saja, lagi pula meski kami ke sekolah tak ada hal penting yang mesti dikerjakan.

Rutinitas dimulai di pagi hari, seperti biasa bangun jam setengah enam atau jam 5, kadang sudah mandi duluan kadang pula belum. Begitu bangun tidur langsung minum segelas air putih dulu. Itu sudah jadi kebiasaan kami, selain karena alasan kesehatan bagiku ini juga bisa jadi obat awet muda. Habis itu sholat subuh, trus buka-buka whatsapp dan facebook sekedar cek apa yang sedang uptodate. Then, bikin kopi buat suami (dua sachet kopi kapal api ukuran paling kecil + 2 sachet susu kreamer putih). Kalau kopi sudah ready, baru deh bangunin suami. Kadang pula main dengan ponakan baby girlku Ayumi yang lucunya bikin gemesss. Biasanya di pagi hari perut sudah keroncongan, kadang makan nasi kuning jualan mama, kadang makan mie instan, kadang pula makan nasi telur tuk sarapan. Begitu Jagdish bangun, pasti langsung minta susu milo, jadi buatin susu dulu tuk little boss. Biasanya klo mom nya lagi gak mau repot, Jagdish tinggal disuruh ke neneknya minta makan nasi kuning, sarapan anak aman tuk sementara. Bentar jam 9an paling minta makan lagi, minta digorengin sosis. Daddy paling jarang sarapan, kalau pagi-pagi tak perlu repot mikirin sarapannya karena meskipun sudah ditawarkan berkali-kali kalau memang belum lapar pasti nolak juga.

Sambil nunggu waktu sampai jam 10 pagi, biasanya sudah standby dengan HP kasi materi pelajaran untuk siswa-siswa secara online. Saya lebih suka lewat whatsapp. Meski libur, anak-anak tetap belajar dari rumah dan tentu tugas yang diterima oleh mereka pun pasti bertumpuk dari beberapa mata pelajaran. Jadi saya memberikan kelonggaran waktu penyetoran tugas sampai malam hari, bahkan kadang kalau tugasnya agak berat boleh nyetor besoknya.


Sambil berjemur, sambil mandiin Jagdish

Jam sepuluh pagi….it’s time for sunbathing alias berjemur matahari pagi. Beberapa hari yang lalu sempat nonton video dari seorang dokter yang menyatakan bahwa sinar matahari pagi mampu mencegah tubuh kita terserang virus corona karena sinar matahari pagi dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Syukur Alhamdulillah ini benar-benar anugerah dari Allah di tengah melambungnya harga masker dan handsanitazer yang disebut-sebut mampu mencegah kita terpapar virus corona. Sampai sekarang saya sih belum berminat tuk membeli handsanitizer, selain karena harganya yang super mahal, saya juga tidak bisa menjamin produk-produk yang beredar di pasaran itu apakah memang benar-benar ampuh membunuh virus atau hanya asal racik yang penting untung banyak. Masalahnya adalah banyak merek-merek baru yang bermunculan sementara merek seperti detol dan antis sudah sangat langka. Kalaupun masih ada yang menjual, harganya sudah pasti fantastis. Kembali ke masalah berjemur, kemarin nonton lagi berita yang katanya belum ada bukti ilmiah yang dapat membuktikan bahwa sinar matahari mampu membunuh virus corona. Dan yang menyampaikan pesan tersebut adalah seorang dokter juga….berarti dokter menyangkal pernyataan dokter lainnya. Okelah….tapi bagi kami selama kegiatan berjemur pagi ini baik bagi tubuh, why not? Dan yang paling penting GRATIS.

Setelah kegiatan berjemur pagi, mendinginkan tubuh, trus mandi supaya tubuh makin segar. Mulai deh berpikir masak apa buat si daddy. Sejak ada himbauan dari pemerintah tuk di rumah aja, kami sudah nyetok telur dan mie instan, tapi kan eneg juga kalau makan mie dan telur terus tiap hari. Jadi kadang mengolah menu dari apa yang tersedia di rumah, kadang nyomot bahan lauk jualan nasi kuningnya mama. Saya masak sebisa saya saja.

Kadang kalau badan lagi enakan saya bersih-bersih rumah atau hanya sekedar cuci piring. Sebenarnya banyak hal yang ingin saya kerjakan di rumah, ingin rasanya membuat rumah kembali rapi dan bersih seperti dulu sewaktu saya masih gadis. Ingin pula rasanya masak-masak buat suami dan semua orang di rumah, tapi seringkali kondisi fisik yang tidak memungkinkan. Berdiri selama beberapa menit saja, kaki sudah ngilu, persendian sakit, sampai sakit kepala. (hiksss…I get old so early)

Most of my time I spend for tidur, sholat, nonton drakor, masak kopi, buat susu, kasi materi/tugas buat siswa, berjemur pagi, cuci baju, masak, makan, goreng sosis, main sama Jagdish dan Ayumi. Tiap hari berputar hanya aktifitas itu itu saja. Ehhhh…..hampir ada yang ketingggalan yaitu jaga toko, semenjak tidak ke sekolah segala aktifitas dikerjakan sambil jaga toko. Kami bisa mengawasi toko dari monitor CCTV yang telah kami pasang di kamar. Meski ada himbauan dari pemerintah untuk LOCKDOWN, kami tetap harus buka toko untuk kebutuhan sehari-hari dan bayar tagihan-tagihan. Semoga Allah senantiasa melancarkan rezekinya kepada kami dan anda semua. Aamiin….ya Rabbal Alamin……

Insya Allah….bagi kami kehadiran virus corona adalah BLESSING IN DISGUISE…. Mengapa?
Karena dengan begini kebersamaan bersama keluarga lebih terjalin (suami dan anak paling merasa aman dan tenteram bila saya di rumah saja…hehehe), kami lebih fokus dalam beribadah dan makin banyak berdoa kepada Sang Kuasa Allah SWT, mengajarkan kepada kami untuk hidup lebih bersih dan lebih peduli pada kesehatan tubuh, serta mengurangi tingkat stress karena di hari-hari biasa kami beraktifitas jauh lebih banyak dengan segudang tugas dari sekolah. 

Bukan berarti kami bersuka cita dengan adanya covid 19….tidaaaakkkkk…..tidak sama sekali. Kami hanya menyampaikan rasa syukur kami di tengah musibah wabah yang tengah melanda hampir seluruh penjuru bumi. Kami tidak menghadapi semua ini dengan kepanikan yang berlebihan. Kami lebih memilih memperbaiki ibadah dan banyak berdoa kepada Allah semoga wabah covid 19 segera berlalu. Aamiin…..

Sekali lagi…DON’T BE PANIC, STAY HEALTHY, and KEEP PRAYING…….

*Harusnya tulisan ini di post kemarin, akan tetapi godaan tuk nonton drakor lebih besar. Oh iya…saya dan suami lagi seru-seruan nonton drakor Itaewon Class.

Friday, March 6, 2020

RESEP: TELUR MATA SAPI SAUS EBI PEDAS


Kali ini saya ingin membagikan resep yang baru saja saya coba hidangkan untuk makan siang suami. Sengaja saya bagikan karena menurut saya, ini adalah menu yang simple (bahannya mudah didapatkan dan murah meriah) tapi rasanya dijamin sangat enak. Apalagi bila disantap dengan nasi hangat. Selamat mencoba…….


BAHAN:
3 butir telur
4 sendok makan ebi kering
20 biji cabe (atau tergantung selera mau pedas atau extra pedas)
2 siung bawang merah
2 siung bawang putih
2 biji tomat merah
1 batang daun bawang
1 sendok makan kecap manis
Garam secukupnya
Minyak goreng secukupnya

CARANYA:
1.      Panaskan minyak dia atas wajan, goreng telur satu per satu telur, bolak-balik hingga matang (kalau saya suka yang setengah matang). Taruh di atas piring, lalu sisihkan.
2.      Haluskan cabe, sesiung bawang merah dan sesiung bawang putih. Iris satu siung bawang merah dan satu siung bawang putih.
3.      Tumis bawang merah dan bawang putih di atas minyak yang telah dipanaskan. Setelah bawang berwarna kecoklatan; masukkan cabe, bawang merah dan bawang putih yang telah dihaluskan. Tumis beberapa saat, lalu masukkan ebi kering kedalam tumisan. Aduk hingga aroma cabe dan ebi tercium.
4.      Tambahkan kecap manis.
5.      Masukkan tomat dan daung bawang yang telah diiris-iris. Aduk hingga tomat dan daun bawang sedikit layu.
6.      Bubuhi garam secukupnya. Aduk lagi hingga rata.
7.      Tuangkan saus ke dalam piring yang berisi telur yang telah digoreng tadi.
8.      Telur mata sapi saus ebi pedas siap disajikan.


PENGALAMAN AKAD KREDIT DI BANK BRI


Setelah penantian panjang selama kurang lebih sembilan bulan (Ibarat seorang ibu yang mengandung, sekarang saatnya  lahiran)…. finally, kita sampai pada AKAD KREDIT. Sebenarnya di Bank BRI, kami hanya menunggu lebih dari  2 bulan, tapi saya menghitung sejak kami mulai naksir rumah itu.

Malam sebelum akad kredit,  kami sudah hitung-hitung jumlah uang tunai yang akan kami bawa esoknya. Ya, bank meminta kami membawa berupa uang tunai. Setelah kami rasa cukup, saya taruh uangnya ke dalam amplop tersendiri supaya uangnya tidak tercampur dengan uang yang lainnya. Rinciannya biaya-biayanya sudah saya tampilkan di postingan sebelumnya (Baca juga: Pengalaman Mengajukan KPR di Bank BRI). Tak lupa kami juga menyiapkan beberapa hal yang harus kami bawa berdasarkan informasi dari staf notaris, yaitu: KTP suami dan istri, Kartu Keluarga, NPWP suami dan istri, serta buku rekening BRI atas nama yang mengajukan. Semua harus yang asli, bukan fotocopian.

Hari selasa, tanggal 18 Februari 2020, tibalah saatnya kami melaksanakan AKAD KREDIT setelah pengajuan KPR kami disetujui oleh bank. Kami berangkat mengikut sertakan Ummi (mertua saya). Dalam hal ini kami rasa ummi wajib turut serta karena ummi adalah sosok yang sudah berpengalaman dalam bidang perkreditan. Selain itu ummi juga merupakan orang yang teliti, kalau ada sesuatu yang terlewatkan, beliau bisa mengingatkan kami.

Proses akad kredit kami akan dilaksanakan di kantor cabang Bank BRI Sungguminasa. Begitu memasuki halaman bank, kami bertemu dengan Y beserta tantenya (dari pihak penjual).  Saya beserta Ibu W (tantenya Y), langsung menuju lantai 2 kantor bank BRI. Tadinya saya berpikir proses akad kredit kami akan berlangsung di dalam ruangan tertutup. Ternyata saya salah…rupanya proses akad kredit kami akan terlaksana di kursi tamu (ya…di ruangan yang menurutku cukup terbuka).  Sesuai jadwal, akad kredit akan dilaksanakan pada pukul 10 pagi. Kami datang 30 menit lebih awal. Lebih baik nunggu dari pada telat. Takutnya nanti bank akan menilai kami orang yang kurang disiplin. Masalah ketemuan saja bisa telat, gimana dengan bayar cicilannya  (heheheh….ini hanya pikiranku saja).

Setelah menunggu kurang lebih 30 menit, bapak notaris dengan asistennya datang membawa sebuah tas berisi banyak lembaran kertas. Bapak notaris mencari yang mana yang bernama Pak R (penjual rumah), akan tetapi Pak R sedang keluar bersama Bapak Pinca BRI dan Kepala Pengadilan Sungguminasa yang kebetulan kantornya berdekatan. Kepala pengadilan Sungguminasa ternyata adalah mantan bawahan Pak R dulu…dan Pak Pinca BRI sepertinya juga cukup akrab dengan Pak R. Jadi mereka keluar tuk makan bareng setelah sekian lama baru bertemu.  Tanpa menunggu lama Bapak Notaris, cukup mengikutsertakan anaknya pak R yaitu Y  tuk menyaksikan proses akad kredit. Ternyata untuk tanda tangan Pak R (penjual), bisa dilakukan ditempat yang terpisah dengan kami (pembeli).

Bapak notaris kemudian menjelaskan beberapa poin penting yang tertera di dalam surat perjanjian akad kredit; diantaranya harga rumah, alamat rumah, jumlah plafon kredit, jumlah cicilan perbulan, lama cicilan, tanggal jatuh tempo, denda keterlambatan, dsb. Satu lagi yang menurut kami cukup penting, penalty senilai 2% akan diberlakukan apabila kami melunasi kredit sebelum 2 tahun masa cicilan. Setelah 2 tahun cicilan, apabila kami ingin melunasi pinjaman, maka kami tidak akan dikenakan denda penalty. That’s a good news for us.  Kami berharap semoga melewati tahun kedua kami diberikan rezeki yang cukup untuk melunasi hutang-hutang kami. Bila ada rezeki yang banyak, ditahun pertama pun kami siap tuk melunasi. Insya Allah….

Gambar diambil pada saat proses akad kredit.
Setelah mendengarkan pemaparan dari Bapak Notaris, hal yang pertama yang kami lakukan dalah saya menandatangani dan memberikan paraf di sejumlah lembaran, kemudian suami saya turut bertandatangan. Setelah itu membubuhi beberapa lembaran dengan Cap Jempol. Awalnya asisten notaris membantu saya, agar cap jempolnya pas, tapi setelahnya saya bisa melakukannya sendiri dengan baik. Selanjutnya, suami saya juga turut ber-cap jempol di sebelah kanan cap jempolku.

Sebelum proses akad kredit kami selesai, ternyata si Bapak Notaris juga sedang melayani Akad Kredit dengan pembeli dari  pihak lain. Jadi, dalam satu waktu dan di tempat yang sama, notaris bisa melakukan dua akad kredit sekaligus. Menurutku, mungkin bisa lebih, tergantung kesempatan yang tersedia.

Setelah selesai tanda tangan dan cap jempol, akhirnya proses akad kredit kami dinyatakan telah selesai. Selanjutnya Bapak Notaris akan menemui pak R (yang katanya sedang berada di kantor pengadilan Sungguminasa) untuk bertanda tangan juga. Prosesnya tidak lama…hanya sekitar kurang lebih 30 menit.

Sebelum pulang, kami menanyakan masalah pembayaran biaya-biayanya karena tidak sedikitpun dari pihak bank menyinggung masalah kapan biaya-biayanya dibayar. Dan lebih baik kami mengingatkan, takutnya entar udah pulang…ditelepon lagi untuk kembali ke bank. Dan betul saja, ternyata kami memang perlu membayar biaya-biayanya saat itu juga. Nah, disinilah letak keteledoran pihak bank, orang yang tadi akad kredit di dekat kami rupanya sudah pulang sebelum melunasi biaya-biayanya. (Hihihi…dipikirnya mungkin….dia sudah lolos dari bayar membayar biaya-biaya….hehehehhh) Ternyata tidak, sebab pihak bank akan segera menelponnya untuk datang kembali.

Kami membayar biaya-biayanya pada salah satu staf bank yang duduk di samping meja Bu Ratna. Kali ini saya hanya ditemani oleh ummi. Haduhhhh…rupanya staf yang ini  juga baru menghitung rincian biaya-biayanya. Padahal, rincian biaya-biayanya sudah ada di tangan kami, yang telah diserahkan oleh Bu Ratna sehari sebelumnya. Tadinya saya sudah mau memperlihatkan kepada mereka, tapi ditahan oleh ummi. Katanya…biarkan saja mereka hitung, kali aja bisa kurang. Dan ternyata memang kurang sedikit….tadinya jumlah yang dihitung oleh Bu Ratna adalah Rp. 18,925,200…sementara hitungan kali ini adalah Rp. 18,914,688. Jadi, selisihnya…Rp. 10,512. Sebenarnya, saya juga agak bertanya-tanya dalam hati, kok bisa beda yah….tapi ya sudah lah, Cuma beda 10 ribu. Mungkin nggak jadi masalah. Tak lupa ummi mengingatkan untuk meminta Surat Tanda Terima Dokumen Penting Barang Jaminan/ Agunan Kredit. Kata ummi, penting bagi kita untuk punya pegangan. Takutnya nanti belakangan ada masalah apalah-apalah. Syukur Alhamdulillah, stafnya bersedia membuatkan dua rangkap, satu untuk kami dan satu untuk bank. Saya juga bertanya perihal salinan surat-surat perjanjian akad kredit, apakah bisa diambil oleh pembeli. Dan katanya kami baru bisa memperolehnya seminggu kemudian. Setelah menyerahkan uang sejumlah yang diminta, staf bank kemudian turun ke lantai satu untuk membantu kami menyetorkan pada teller. Kami cukup menunggu di tempat kami semula. Ummi kembali mengingatkan, saya harus meminta bukti penyetoran biaya-biaya tersebut. Dan sayangnya, mereka hanya menyerahkan fotocopian dari bukti penyetorannya. Tapi, ya sudahlah….mudah-mudahan tidak menjadi masalah.

Selesai sudah proses akad kredit dan kami pun telah melunasi biaya-biayanya. Kami merasa cukup lega sekaligus khawatir karena hampir seluruh modal usaha telah kami gunakan untuk membayar DP, pajak, notaris dan bank. Kami telah mengeluarkan biaya sebesar kurang lebih 56 juta rupiah dan kami masih punya hutang sebesar 30 juta kepada pihak penjual karena turun plafon. Bismillah…Insya Allah dengan usaha dan doa, kami bisa melunasi hutang-hutang kami.

Sedikit tambahan….cerita berlanjut. Sepulang dari bank, begitu tiba di rumah, saya baru sempat membuka handphone dan melihat SMS banking yang masuk. Aneh….bukannya jumlah setoran 1 x angsuran yang harus diblokir oleh bank adalah 2,510,900…tapi kok di laporan SMS banking Cuma 2,150,900. Jangan-jangan ada yang salah nih. Akhirnya, saya mencoba menghubungi bu Ratna. Dan ternyata…yang salah adalah sewaktu bu Ratna menyerahkan rincian biaya-biayanya, dia lupa memasukkan biaya asuransi kebakaran senilai Rp.349,488 dan temannya juga salah menginput jumlah setoran 1 x angsuran yang harus diblokir. Itulah sebabnya terdapat selisih antara hitungan Bu ratna dan hitungan temannya. Dan….saya lah yang harus memambahkan kekurangannya yang sejumlah Rp. 360,000. Hufthhhh…ya daripada bermasalah, lebih baik saya bayar saja. Cukup mudah, saya tinggal mentransfernya lewat EDC Agen Brilink kami.

Ok….sampai disini dulu yah ceritanya….Semoga informasinya bermanfaat dan berkah. Aamiin….Ya Rabbal Alamin….