Thursday, August 15, 2019

MEMULIAKAN GURU

Suatu hari saya pernah berpapasan dengan seseorang yang pernah menjadi guru saya. Di pikiranku saat itu,  'Ahhh,  paling-paling guru saya itu sudah lupa wajah saya dan sudah lupa bahwa saya pernah menjadi muridnya.  Bagaimana bila saya menyapanya dan dia cuek begitu saja?' Akhirnya saya lewat begitu saja tanpa tersenyum dan tanpa menyapanya. 

Tak lama setelah tiba di rumah,  saya tiba-tiba teringat kejadian tadi. Dan perasaan bersalah itu muncul bagaikan saya telah mendzolimi seseorang.  Mengapa saya telah bertingkah sedemikian sombongnya terhadap seseorang yang telah berjasa dalam hidup saya? Seharusnya saya tersenyum,  menyapanya,  mencium tangannya dan  memuliakannya... Dia mengingat saya sebagai muridnya ataupun tidak, saya tetap harus melakukannya.  Bagaimana bila ternyata beliau mengenali saya dan saya telah bersikap demikian? Tak terbayang betapa kecewanya beliau.  Saya menyesal... Sungguh menyesal hingga saat ini. 

Beberapa tahun berselang... Saya pun menjadi seorang guru. Suatu ketika saya bertemu dengan seorang guru yang cantik dan dia pernah menjadi murid saya. Apakah dia menyapa saya atau tidak? Ternyata dia menyapa saya dengan ramahnya, mencium tangan saya, dan mengenang kembali masa-masa ketika dia bersekolah dulu. Kini dia pun telah menjadi seorang guru dan dia tidak melupakan jasa-jasa gurunya. Sungguh terharu dan bangga rasanya. Saya merasa bangga bukan karena kesuksesan yang diraih oleh murid saya itu, akan tetapi bagaimana caranya memperlakukan seorang guru.

Saya pun belajar dari pengalaman tadi, bagaimana cara menghargai seorang guru dan bagaimana cara menjadi seorang guru yang dicintai oleh muridnya, walaupun waktu telah memudarkan sedikit demi sedikit kenangan akan perjuangan dan pengorbanan di masa lalu.

No comments:

Post a Comment