Sunday, February 10, 2019

Langkah Awal Memulai Bisnis di Rumah


Memulai untuk membuka usaha bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan apalagi bagi para pemula. Banyak hal yang mesti dipertimbangkan seperti contohnya jenis usaha apa yang cocok/ sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki, modal, lokasi usaha, dan sebagainya.

Kali ini saya akan bercerita tentang bagaimana kami memulai membuka bisnis atau usaha Toko ATK, Jual Pulsa, Fotocopy, print, edit/cetak foto,  cetak undangan, Jasa Fotografy dan videografy, sampai dengan menjadi Agen BRILINK.  Semua itu tidak serta merta kami buka secara bersamaan tapi butuh proses tahap demi tahap dan melewati jatuh bangun…untung rugi.


Saya adalah seorang guru yang super sibuk kala itu…sibuk karena berangkat kerja di pagi hari dan pulang di malam hari. Sebenarnya pada saat sebelum menikah, saya pun sempat kepikiran untuk mulai membuka toko kecil-kecilan di rumah. Akan tetapi, terkendala oleh masalah waktu dan berpikir siapa yang akan jaga toko nantinya. Setelah menikah, saya dan suami memantapkan niat membuka usaha di rumah. Saat itu suami saya pun adalah seorang staf administrasi di salah satu pesantren di Kabupaten Gowa. Sang suami pun berangkat pagi pulang sore. Selain itu, sang suami juga punya profesi sampingan sebagai fotografer dan videographer. Tetapi, sesibuk-sibuknya…kami tetap pada pendirian kami untuk membuka usaha bersama di tahun 2015.

Hal yang pertama kami pikirkan adalah jenis usaha yang akan kami buka. Sesuai dengan cita-cita awal saya sedari sebelum menikah yaitu membuka toko alat tulis kantor. Mengapa kami ingin membuka jenis usaha ini? Karena lokasi rumah orang tua saya yang saat ini kami tempati berada di pinggir jalan poros dan berdekatan dengan sekolah. Target utama kami tentunya adalah anak-anak sekolahan dan orang-orang yang lalu lalang di sekitar Jalan Poros Limbung kabupaten Gowa.

Hal yang kedua kami lakukan adalah menyediakan tempat usaha. Sebelum menikah, saya memang sudah mempersiapkan tempatnya, namun karena kendala modal jadi saya belum sempat menyelesaikan. Tepat di depan kamar tidur paling depan (Kamarnya mama dan bapak) sudah di beri dinding kiri dan kanan dan sudah diberi atap dan lantai dengan ukurang 3,5 x 4 meter. Jadi yang tersisa adalah pengerjaan pintu ruko. Karena bapak juga punya usaha las listrik, jadi bapak lah yang membuatkan pintu ruko dari besi dengan modal dari kami dan sedikit dibantu oleh bapak. Begitu pintu ruko sudah beres, suami mengajak serta sepupunya untuk mengerjakan pengecatan. Kamar tidur kami semula ada di lantai dua. Karena kami akan buka toko, mama dan bapak rela tukaran kamar dengan kami. Demi memudahkan kami untuk mengontrol toko. Kamar tidur kami jadinya tepat di belakang toko dan sudah ada pintu yang langsung terhubung dengan toko.

Yang ketiga, kami mempersiapkan beberapa property untuk melengkapi toko kami dengan memesan lemari etalase. Karena kami baru memulai jadi kami hanya memesan satu buah lemari etalase untuk pulsa, voucher & kartu perdana  yang harganya 750 ribu rupiah dan sebuah lemari etalase untuk barang-barang ATK yang ukuran panjangnya 2 meter dan tinggi satu meter lebih dengan harga dua juta rupiah. Kami memanfaatkan meja kerja yang ada di rumah. Dan juga bermodalkan sebuah komputer milik suami yang diboyong langsung dari rumah mertua. Komputer itu bisa kami manfaatkan untu menerima print, cetak foto….dan tentunya untuk pekerjaan utama suami edit foto dan video.

Yang keempat, kami membuat daftar list belanjaan. Kami memilih untuk berbelanja di Toko Agung Makassar karena menurut kami di sanalah toko ATK yang terlengkap di Makassar. Karena modal yang sudah tidak banyak lagi, alhasil kami harus memilah-milah yang penting-penting dulu, barang-barang yang menjadi kebutuhan utama anak sekolahan. Saya masih mengingat belanjaan saya hari itu totalnya hanya sekitar 1,5 juta lebih. Memang sih jumlahnya sangat sedikit dibandingkan dengan toko-toko ATK lainnya yang sudah bertebaran di mana-mana. Tetapi, tak apalah…sedikit demi sedikit kan lama-lama menjadi bukit.

Dan yang selanjutnya adalah penataan toko. Masalah penataan, saya serahkan sepenuhnya pada sang suami karena dialah ahinya, selain itu kan dia juga kan yang ngangkat-ngangkat dan dorong-dorong lemari. Hehehhhh…waktu itu sih masih leluasa menata karena belum begitu banyak barang. Kami menaruh sebuah sofa dan televisi di toko supaya betah jaga toko.

Alhamdulillah tanggal 1 Maret 2015 bertepatan dengan ulang tahun suami yang ke 32, kami secara resmi membuka toko ATK dan counter pulsa. Kami pun mengadakan syukuran kecil-kecilan dengan mengundang beberapa kerabat dekat.
  
Januari 2017, salah satu kerabat suami sebut saja ‘Ahmad’ (samara) datang ke toko dan menawarkan untuk mengembangkan bisnis dengan membeli mesin fotocopy. Saat itu saya menolak dengan alasan belum cukup modal. Saya punya tabungan tetapi tidak akan cukup untuk membeli sebuah mesin fotocopy. Harga yang ditawarkan pada saat itu dalah 18,5 juta. Suami pun berulang kali membujuk untuk beli saja. Si Ahmad semakin sering datang dan berusaha meyakinkan kami. Ya…si ahmad memang bekerja pada salah satu supplier mesin fotocopy yang ada di Makassar dan dia juga merupakan teknisinya. Setelah beberapa hari berpikir dan mengumpulkan keberanian untuk meminjam dana dari seorang teman, finally saya memutuskan untuk membeli satu unit mesin fotocopy. Tidak cukup dengan modal 18,5 juta, kami pun memutuskan untuk membeli beberapa alat penunjang usaha fotocopy seperti mesin laminating seharga 450ribu, pemotong kertas dengan  harga seratus ribu-an dan stapler untuk jilid seharga 75 ribu. Kami juga berbelanja item penting seperti kertas, plastic laminating, dan sebagainya. Usaha fotocopy memang tidak selalu berjalan mulus. Terkadang kami menghadapi kendala mesin error atau rusak. Tak jarang kami harus menelpon supplier kami untuk datang ke toko menangani permasalahan di mesin fotocopynya. Btw, si Ahmad sudah resign dari tempat kerjanya di supplier mesin fotocopy dan berpindah domisili ke kota lain.

Pertengahan tahun 2017, saya pun ditawarkan oleh adik ipar saya yang bekerja di Bank BRI untuk menjadi Agen Brilink. Saya pun  awalnya menolak dengan alasan tidak ada modal. Hutang kami yang lalu ketika membeli mesin fotocopy belum juga lunas. Nah, modal dari mana kira-kira? Pinjam di bank? NO WAY!!!!! Berusaha sebisa mungkin terhindar dari hutang bank. Banyak yang mengatakan usaha akan sulit maju tanpa pinjaman modal dari bank. Akan tetapi, bagi saya…Insya Allah semua akan dimudahkan oleh Allah asalkan kita berjalan di jalur yang benar. Hari itu adik ipar saya datang bersama seorang mantri…pikirku hanya datang sekedar ngobrol dan ngopi-ngopi. Ternyata, pada saat itu kami sudah di survey dan pak suami sudah menyerahkan beberapa berkas seperti fotocopy buku rekening dan KTP…dan juga sudah mengisi formulir pengajuan untuk menjadi Agen Brilink. Saya panik lah… duh…gimana nih…nggak ada modal….gimana kalau nggak dapat nasabah. Awalnya berpikir macam-macam yang serba negative. Seminggu lebih kemudian sejak hari di survey, pak mantri datang membawa mesin EDC tanpa menjelaskan gimana cara menggunakannya. Bingung kan! Bahkan sekedar menyalakan dan mematikannya pun kami belum tahu. Terima kasih kepada Om google dan Mbak You Tube. Dari sanalah kami tau langkah-langkah cara penggunaannya. Kami sempat menyimpan mesin EDCnya selama hampir sebulan di dalam lemari tanpa diapa-apakan karena kendala modal dan belum menguasai penggunaan mesin. 
 
Bulan Juni sebelum Idul Fitri, dengan modal saldo satu juta, kami mulai menerima transaksi.  Nasabah pertama kami datang karena pada saat sedang antri di bank, dia ditawarkan oleh adik ipar saya untuk transfer di agen brilink saja, di tempat kami. Alhamdulillah…transaksi pertama kami transfer sesama BRI sebesar 800ribu rupiah. Alhasil, kami pun buru-buru kembali ke bank untuk menyetorkan uangnya. Kami terus berpikir bagaimana cara menambah modal tanpa harus menambah hutang. Kami pun memanfaatkan penghasilan dari toko sebagai modal penghasilan dari barang ATK, fotocopy dan pulsa.  Supaya tidak tercampur aduk, saya membuat catatan tersendiri masing-masing modal yang saya gunakan, misalnya modal dari dana ATK satu juta rupiah, modal dari dana fotocopy 300ribu rupiah, modal dari dana pulsa 200ribu rupiah.

Banyak suka duka yang sudah kami alami sejak membuka bisnis ini. Melewati masa-masa panen  yaitu pergantian tahun ajaran baru. Alhamdulillah…kami bisa memperoleh banyak keuntungan dari hasil cetak pas foto, fotocopy, dan penjualan ATK. Adapun masa-masa krisis yaitu ketika mesin fotocopy, printer dan computer rusak secara bersamaan. Maka, kami pun butuh dana extra untuk biaya service. Meski saya sudah menyisihkan sedikit untuk biaya tak terduga, tetap saja masalah seperti ini bisa bikin sakit kepala karena usaha bisa lumpuh dalam beberapa hari.

Sebuah usaha tidak akan berhasil apabila tidak dimulai. Jatuh bangun dalam usaha itu sudah pasti ada. Akan tetapi, selalu ada hikmah dibaliknya. Jadi jangan takut untuk memulai sesuatu yang baru. Karena kalau sudah terjun di dalamnya, seringkali kita malah keasyikan menjalaninya. Semoga setiap usaha yang sedang kita jalankan bisa membawa berkah. Aamiin…ya rabbal alamin…..

No comments:

Post a Comment