Hari
ini tepat 2 pekan atau 14 hari setelah anak-anak sekolahan diliburkan secara
terpaksa dari sekolah karena adanya wabah virus covid 19 atau biasa disebut
virus corona. Baru kali ini ada yang namanya libur tapi benar-benar harus stay
at home, tidak boleh kemana-mana karena wabah virus ini sangat mudah dan cepat
penyebarannya. Sampai hari ini korban covid 19 di Indonesia sudah mencapai 1414
orang yang terdeteksi positif terjangkit virus corona dan korban meninggal
sudah mencapai 122 orang. Bukan jumlah yang sedikit kan? Bayangkan bila ada
orang yang sudah terjangkit virus corona dan dia belum menyadari bahwa dirinya
positif corona sementara dia masih wara wiri keluar rumah berinteraksi dengan
orang banyak, bukan tidak mungkin korban yang terkena virus corona akan semakin
meluas. Semoga kita semua senantiasa dilindungi oleh Allah dari segala macam
marabahaya. Aamiin Allahumma Aamiin….
Okey….jadi
selama 2 pekan ini ngapain aja? Di rumah aja, tapi pernah beberapa kali bandel
keluar rumah ngikut suami ke toko ATK tuk belanja keperluan toko dan juga ke
rumah mertua. Sebenarnya kami para guru, tidak ada himbauan dari pihak sekolah untuk libur juga, tapi dalam
keadaan seperti ini, lebih baik di rumah saja, lagi pula meski kami ke sekolah
tak ada hal penting yang mesti dikerjakan.
Rutinitas
dimulai di pagi hari, seperti biasa bangun jam setengah enam atau jam 5, kadang
sudah mandi duluan kadang pula belum. Begitu bangun tidur langsung minum
segelas air putih dulu. Itu sudah jadi kebiasaan kami, selain karena alasan
kesehatan bagiku ini juga bisa jadi obat awet muda. Habis itu sholat subuh,
trus buka-buka whatsapp dan facebook sekedar cek apa yang sedang uptodate.
Then, bikin kopi buat suami (dua sachet kopi kapal api ukuran paling kecil + 2
sachet susu kreamer putih). Kalau kopi sudah ready, baru deh bangunin suami.
Kadang pula main dengan ponakan baby girlku Ayumi yang lucunya bikin gemesss. Biasanya
di pagi hari perut sudah keroncongan, kadang makan nasi kuning jualan mama,
kadang makan mie instan, kadang pula makan nasi telur tuk sarapan. Begitu Jagdish
bangun, pasti langsung minta susu milo, jadi buatin susu dulu tuk little boss.
Biasanya klo mom nya lagi gak mau repot, Jagdish tinggal disuruh ke neneknya
minta makan nasi kuning, sarapan anak aman tuk sementara. Bentar jam 9an paling
minta makan lagi, minta digorengin sosis. Daddy paling jarang sarapan, kalau
pagi-pagi tak perlu repot mikirin sarapannya karena meskipun sudah ditawarkan
berkali-kali kalau memang belum lapar pasti nolak juga.
Sambil
nunggu waktu sampai jam 10 pagi, biasanya sudah standby dengan HP kasi materi
pelajaran untuk siswa-siswa secara online. Saya lebih suka lewat whatsapp.
Meski libur, anak-anak tetap belajar dari rumah dan tentu tugas yang diterima
oleh mereka pun pasti bertumpuk dari beberapa mata pelajaran. Jadi saya
memberikan kelonggaran waktu penyetoran tugas sampai malam hari, bahkan kadang
kalau tugasnya agak berat boleh nyetor besoknya.
|
Sambil berjemur, sambil mandiin Jagdish |
Jam
sepuluh pagi….it’s time for sunbathing alias berjemur matahari pagi. Beberapa
hari yang lalu sempat nonton video dari seorang dokter yang menyatakan bahwa
sinar matahari pagi mampu mencegah tubuh kita terserang virus corona karena
sinar matahari pagi dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Syukur Alhamdulillah
ini benar-benar anugerah dari Allah di tengah melambungnya harga masker dan
handsanitazer yang disebut-sebut mampu mencegah kita terpapar virus corona. Sampai
sekarang saya sih belum berminat tuk membeli handsanitizer, selain karena
harganya yang super mahal, saya juga tidak bisa menjamin produk-produk yang
beredar di pasaran itu apakah memang benar-benar ampuh membunuh virus atau
hanya asal racik yang penting untung banyak. Masalahnya adalah banyak
merek-merek baru yang bermunculan sementara merek seperti detol dan antis sudah
sangat langka. Kalaupun masih ada yang menjual, harganya sudah pasti fantastis.
Kembali ke masalah berjemur, kemarin nonton lagi berita yang katanya belum ada
bukti ilmiah yang dapat membuktikan bahwa sinar matahari mampu membunuh virus
corona. Dan yang menyampaikan pesan tersebut adalah seorang dokter
juga….berarti dokter menyangkal pernyataan dokter lainnya. Okelah….tapi bagi
kami selama kegiatan berjemur pagi ini baik bagi tubuh, why not? Dan yang
paling penting GRATIS.
Setelah
kegiatan berjemur pagi, mendinginkan tubuh, trus mandi supaya tubuh makin
segar. Mulai deh berpikir masak apa buat si daddy. Sejak ada himbauan dari
pemerintah tuk di rumah aja, kami sudah nyetok telur dan mie instan, tapi kan
eneg juga kalau makan mie dan telur terus tiap hari. Jadi kadang mengolah menu
dari apa yang tersedia di rumah, kadang nyomot bahan lauk jualan nasi kuningnya
mama. Saya masak sebisa saya saja.
Kadang
kalau badan lagi enakan saya bersih-bersih rumah atau hanya sekedar cuci
piring. Sebenarnya banyak hal yang ingin saya kerjakan di rumah, ingin rasanya
membuat rumah kembali rapi dan bersih seperti dulu sewaktu saya masih gadis.
Ingin pula rasanya masak-masak buat suami dan semua orang di rumah, tapi seringkali
kondisi fisik yang tidak memungkinkan. Berdiri selama beberapa menit saja, kaki
sudah ngilu, persendian sakit, sampai sakit kepala. (hiksss…I get old so early)
Most
of my time I spend for tidur, sholat, nonton drakor, masak kopi, buat susu, kasi
materi/tugas buat siswa, berjemur pagi, cuci baju, masak, makan, goreng sosis, main
sama Jagdish dan Ayumi. Tiap hari berputar hanya aktifitas itu itu saja. Ehhhh…..hampir
ada yang ketingggalan yaitu jaga toko, semenjak tidak ke sekolah segala
aktifitas dikerjakan sambil jaga toko. Kami bisa mengawasi toko dari monitor
CCTV yang telah kami pasang di kamar. Meski ada himbauan dari pemerintah untuk
LOCKDOWN, kami tetap harus buka toko untuk kebutuhan sehari-hari dan bayar
tagihan-tagihan. Semoga Allah senantiasa melancarkan rezekinya kepada kami dan
anda semua. Aamiin….ya Rabbal Alamin……
Insya
Allah….bagi kami kehadiran virus corona adalah BLESSING IN DISGUISE…. Mengapa?
Karena
dengan begini kebersamaan bersama keluarga lebih terjalin (suami dan anak
paling merasa aman dan tenteram bila saya di rumah saja…hehehe), kami lebih fokus
dalam beribadah dan makin banyak berdoa kepada Sang Kuasa Allah SWT,
mengajarkan kepada kami untuk hidup lebih bersih dan lebih peduli pada
kesehatan tubuh, serta mengurangi tingkat stress karena di hari-hari biasa kami
beraktifitas jauh lebih banyak dengan segudang tugas dari sekolah.
Bukan
berarti kami bersuka cita dengan adanya covid 19….tidaaaakkkkk…..tidak sama
sekali. Kami hanya menyampaikan rasa syukur kami di tengah musibah wabah yang
tengah melanda hampir seluruh penjuru bumi. Kami tidak menghadapi semua ini
dengan kepanikan yang berlebihan. Kami lebih memilih memperbaiki ibadah dan
banyak berdoa kepada Allah semoga wabah covid 19 segera berlalu. Aamiin…..
Sekali
lagi…DON’T BE PANIC, STAY HEALTHY, and KEEP PRAYING…….
*Harusnya tulisan ini di post kemarin, akan
tetapi godaan tuk nonton drakor lebih besar. Oh iya…saya dan suami lagi
seru-seruan nonton drakor Itaewon Class.