Sedih…siapa pun bisa bersedih bila tertimpa musibah atau kenyataan yang tak sesuai harapan. Saya memang sedang bersedih, sejak kemarin-kemarin belum juga reda. Kehilangan suatu harapan sungguh sangat menyakitkan hati, kekecewaan yang sulit untuk ditepis. Langit serasa runtuh, badai berputar-putar menerbangkanku, air laut menghempaskanku terombang-ambing dari kutub utara ke kutub selatan (Aghhh, hanya perasaanku saja). Membuatku stress berhari-hari, enggan untuk makan, enggan untuk berbicara dengan siapapun. Oh guys, girls, if only you know how I'm feeling...
Mungkin saya hanya kurang mensyukuri nikmat Allah. Seharusnya saya sadar akan limpahan nikmat yang Allah berikan padaku dari ujung rambut hingga ujung kaki, kesehatan dan juga keluarga. Saya masih bisa melakukan aktifitas sehari-hari, berangkat bekerja dan bertemu dengan murid-muridku yang manis-manis, berkumpul dengan keluarga tersayang setiap hari.
Saya sedang berusaha mengatasinya, berusaha sebisa mungkin untuk berpikir positif. Seperti kata temanku, meski seluruh dunia menjauhiku, masih ada Allah yang akan menolongku. Benar, cara yang paling ampuh untuk menghilangkan rasa sedih, sakit, dan kecewa adalah dengan lebih mendekatkan diri kepada Allah. Berdo’a, meminta kepada Allah dengan sungguh-sungguh agar senantiasa dianugrahi rasa syukur. Seperti kalimat yang pernah saya baca, kunci dari kebahagiaan adalah syukur.
Sebuah ungkapan populer mengatakan, laugh and the world laugh with you, weep and you weep alone (tertawalah dan dunia tertawa bersamamu, bersedihlah dan kamu akan bersedih seorang diri).
Setiap peristiwa pasti ada hikmahnya. Mungkin hari ini saya kehilangan satu hal, tapi esok akan tumbuh seribu harapan. Amin ya Rabb…
Lalu, mengapa saya harus bersedih?
Lalu, mengapa saya harus bersedih?